60 Persen Kasus DBD Dialami Anak Usia Sekolah

SINTANG, SKR.COM – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi menjelaskan bahwa data bahwa dari 402 kasus Demam Berdarah Dengue yang terjadi di Kabupaten Sintang, ternyata didominasi dialami oleh anak-anak usia sekolah.

Hal tersebut disampaikan Darmadi saat Rapat Koordinasi Pencegahan DBD di Balai Praja belum lama ini.

“Dari 402 kasus itu. 251 orang atau 62 persen dialami oleh anak-anak usia sekolah. Sisanya 151 orang atau 38 persen menyerang orang dewasa. Resiko kematian juga 87 persen terjadi pada anak usia anak sekolah,” ucap Darmadi.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya seperti foging. Ada istilah foging SMP artinya foging sebelum musim penular.

“Foging ini kadang membuat resah. Tetangganya di foging karena ada kasus DBD, yang lain heboh dan protes. Foging juga bisa membuat resistensi bagi nyamuk kalau sering di foging,” terang Darmadi.

“Saat wabah Covid-19 kemarin. DBD rendah, ini anehnya. Sekarang Covid-19 sudah tidak ada. muncul DBD lagi. Macam gantian saja wabah ini. Di lapangan, setiap kasus muncul DBD, kami selalu lakukan penyelidikan epidomologi dan foging,” tambah Darmadi.

Ia mengatakan dari sisi kecamatan. Sintang tertinggi kasus DBD yakni 181 kasus dengan 5 kematian. Berikutnya sepauk dan kebong. Di kebong, kasus 6 dan meninggal 1 orang. Artinya resiko kematiannya tinggi.

“Maka pelayanan diperbaiki dan masyarakat juga harus segera membawa anaknya yang demam kepada petugas. Demam langsung bawa dan cek ke laboratorium, jangan tunggu lagi. Jangan tunggu demamnya 3 hari baru dibawa, nanti malah sudah terlambat,” jelas Darmadi.

Dia berpesan jika anak sekolah tidak menggunakan celana dan baju panjang. Silakan olesi autan atau minyak sereh.

“Kebiasaan ini harus dilakukan sebelum berangkat sekolah dan dioleskan pada bagian tubuh anak yang tidak tertutup pakaian tersebut,” pungkasnya.

(RILIS KOMINFO SINTANG)

Posting Terkait