BPBD Sekadau Himbau Agar Masyarakat Waspada Banjir
SEKADAU – SKR: Memasuki musim penghujan, masyrakat diminta waspada akan banjir yang melanda. Terlebih masyarakat yang berada di kecamatan Nanga Mahap, yang menjadi langganan bencana banjir setiap tahunnya. Dan juga mengakibatkan beberapa kecamatan seperti Nanga Taman, Sekadau Hulu, dan Sekadau Hilir juga mendapat kiriman banjir dari Nanga Mahap yang berada di hulu kabupaten Sekadau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Sekadau Akhmad Suryadi mengatakan, memasuki November intesitas hujan sangat tinggi. “Intesitas hujan sudah cukup tinggi, dan prediksi kita puncaknya akan terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari nanti,” ujarnya saat ditemui Kalimantan News diruang kerjanya, pada Selasa (3/11).
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi bencana banjir, yang diakibtakan oleh intesitas hujan yang tinggi. Akhmad juga mengatakan, banjir yang terjadi di kabupaten Sekadau juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di sungai Melawi dan Sintang dan berimbas kepada sungai Sekadau yang menjadi muaranya.
“Curah hujan yang tinggi dan buangan air yang kecil meyebabkan meluapnya sungai Sekadau sebabgai muara dari sungai Melawi dan Sintang. Dan dapat menimbulkan banjir bandang sekitar 5 sampai 6 jam, itu terjadi di Nanga Mahap,” jelasnya.
Akhmad juga mengatakan beberapa desa yang berpoteni besar akan bencana banjir, dan menjadi perhatian utama oleh BPBD. Adapun desa-desa yang dimaksud adalah desa Tanjung, Mungguk, Seberang Kapuas, dan Merapi yang berada di Sekadau Hilir.
Dan potensi banjir bandang dapat terjadi di kecamtan Nanga Mahap teapatnya di desa Mahap. “Apabila banjir di Mahap, sudah pasti kecamtan dibawahnya juga ikut banjir seperti Nanga Taman, Sekadau Hulu, dan Sekadau hilir,” katanya.
Menanggapi tentang pemberlakuan status siaga bencana banjir, Akhmad menerangkan akan menunggu surat keputusan dari bupati. “Saaat ini belum kita berlakukan, karean itu kebijakan bupati dalam menanggapi perubahan iklim yang terjadi. Kita baru saja mencabut status siaga bencna kabut asap pada 31 oktober kemarin. Untuk siaga banjir kita akan menunggu keputusan bupati dulu,” tandasnya. (Yahya)