Corona Bukan Lagi Bencana Kesehatan

Lim Hie Soen, Anggota DPRD Sintang

SINTANG, SKR.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Lim Hie Soen mengatakan bahwa bencana kesehatan dari pandemi Corona telah banyak merubah sisi kehidupan, karena analisa membuktikan, dampak dari sebaran wabah Corona atau Covid-19 tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, namun sudah sangat berdampak pada perekonomian.

Semejak pemberlakuan social distancing dan physical distancing oleh Pemerintah khususnya di Kabupaten Sintang yang mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah, hal itu sangat memberikan dampak terhadap merosotnya perekonomian masyarakat. Meskipun begitu dengan sektor lain seperti sektor jasa perdagangan dan kepariwisataan seperti halnya perhotelan, jasa travel, cafe, restoran, tempat karaoke, hiburan malam, dan lainnya yang memiliki izin dari pemerintah daerah terpaksa harus tutup. Hal ini juga mempengaruhi ribuan karyawan untuk dirumahkan bahkan juga ada yang di PHK. Kondisi ini terjadi di beberapa provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.

“Pada awalnya memang corona hanyalah menjadi wabah yang menyerang kesehatan. Namun, corona tidak sama seperti wabah lain mengingat dampak akibat munculnya wabah ini sangat luar biasa sampai melumpuhkan perekonomian. Apalagi dengan adanya pemberlakuan social dan physical distancing jelas jika dipandang dari sisi perekonomian, itu sangat memberikan dampak negatif yang luar biasa, tidak hanya kepada masyarakat, tapi juga terhadap daerah terutama dari sisi pendapatan (PAD),” tutur Lim Hie Soen, kemarin.

Pada akhirnya lanjut Lim Hie Soen, wabah yang awalnya hanya menjadi bencana kesehatan bagi manusia, kini sudah mulai bergeser jadi bencana kemanusiaan, itu terlihat dari daya beli masyarakat yang kian hari semakin menurun, toko-toko tutup, hingga banyak karyawan dirumahkan dan di PHK.

“Saat ini solusi alternatif yang bisa kami tawarkan, adalah membangun kembali perekonomian berbasis ketahanan keluarga, menggalakan kembali swasembada pangan dengan menanam tanaman pangan di pekarangan rumah, contohnya cabe, tomat, wortel, dan buah-buahan,” ungkapnya.

Legislator Partai Hanura ini menjelaskan, jika saja masyarakat terutama sesama tetangga yang berbeda tanamannya, nanti bisa sama bertukar (barter), ia meyakini dengan pola demikian, ekonomi perlahan akan kembali pulih menggeliat, meski dengan pola mikro.

“Supaya itu berjalan pemerintah daerah melalui instansi terkait harus menyalurkan bantuan berupa bibit, dan pupuk kepada masyarakat secara cuma-cuma, dengan hal itu sedikitnya bisa membuat masyarakat kita bertahan (survive) sampai wabah ini benar-benar berakhir,” tandasnya.

Ditambahkannya, selain memberikan bantuan bibit, pupuk dan sebagainya yang dibutuhkan untuk kegiatan pertanian masyarakat, selama masih diperlukan pemerintah daerah tetap wajib memberikan bantuan lainya seperti paket sembako itu sebagai solusi jangka pendek sebelum masyarakat benar-benar sudah mandiri. (Ndi)

Posting Terkait