SINTANG, SKR.COM – Desa Mapan Jaya yang terletak di Kecamatan Kayan Hulu, kini menjadi salah satu desa yang berhasil mengembangkan usaha ayam petelur melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Inovasi ini membawa dampak positif bagi perekonomian desa, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal.
Kepala Desa Mapan Jaya, Susiani Aten mengungkapkan bahwa ide untuk memulai usaha ayam petelur berawal dari pengalamannya pada tahun 2022 saat melakukan kunjungan ke desa lain yang telah sukses menjalankan program serupa.
“Pada waktu itu, saya melihat ada ayam petelur di desa tersebut, dan saya tertarik untuk mencoba hal yang sama di desa kami,” ucap Susiani Aten.
Ia mengatakan berawal dari situ, perencanaan pun segera dilakukan. Pada tahun 2024, anggaran untuk pengadaan ayam petelur dimasukkan dalam program Ketahanan Pangan desa.
“Saat ini, ayam petelur yang kami pelihara sudah berumur tiga bulan dan mulai bertelur. Dari 500 ekor ayam, sekitar 360 ekor sudah mulai menghasilkan telur dengan rata-rata 360 butir per hari,” ungkapnya.
Saat ini, telur yang dihasilkan dijual dengan harga sekitar Rp 290.000 hingga Rp 300.000 per ikat. Selain itu, jika menggunakan rak telur, harga per raknya mencapai Rp 56.000.
“Pendapatan yang diperoleh dari usaha ini juga turut berkontribusi pada Pendapatan Asli Desa (PAD), yang merupakan salah satu sumber daya keuangan penting bagi Desa Mapan Jaya,” ucapnya.
Ia mengatakan keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan perencanaan yang matang dan pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal, desa dapat mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warganya.
“BUMDes Mapan Jaya terus berupaya untuk mengembangkan usaha lainnya demi kemajuan desa di masa depan,” pungkasnya.