SINTANG, SKR.COM – Kabupaten Sintang kini tengah dilanda bencana banjir. Penyebabnya curah hujan dengan intensitas tinggi beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan pihak kepolisian, terdapat tiga kecamatan yang mengalami bencana banjir sejak, Minggu (26/11) hingga Senin (27/11). Kedua kecamatan itu meliputi, Serawai dan Kayan Hulu dan Kayan Hilir.
Meski debit air hingga saat ini sudah menurun. Namun tetap meninggalkan bekas bagi warga setempat. Pasalnya, kurang lebih 70 rumah yang berada di bantaran sungai tebidah Kecamatan Kayan Hulu, terendam banjir. Sementara di Kecamatan Serawai juga mengalami hal yang serupa.
“Kurang lebih ada 70 rumah yang terendam di Kayan Hulu,” kata Paur Subbag Humas Polres Sintang Iptu Hariyanto, Selasa (28/11) kemarin.
Menurutnya, banjir yang melanda Kayan Hulu akibat sungai kayan dan sungai tebidah naik dan meluap. Hasilnya, rumah warga yang berada dibantaran kedua sungai tersebut terendam air mulai dari 50 cm sampai dengan 150 cm.
“Debit air sudah mulai surut. Sebagian ruang warga juga sudah tidak terendam lagi,” ungkap Hariyanto.
Meskipun demikian, Hariyanto menghimbau warga agar tetap waspada jika sewaktu waktu ari sungai naik atau meluap. Sebab kondisi cuaca saat ini tidak bisa di tebak.
“Kalau curah hujan dengan intensitas tinggi kembali melanda Kecamatan Kayan Hulu dan Serawai, di pastikan rumah warga akan kembali terendam,” katanya.
Terpisah, Anggota DPRD Sintang, Hardoyo meminta Pemerintah Kabupaten Sintang untuk cepat dan tanggap terkait kondisi alam yang terjadi di dua kecamatan itu.
Banjir yang melanda Kecamatan Serawai, Kayan Hilir dan Kayan Hulu bukan kali pertama ini terjadi. Menurut Hardoyo, ini banjir yang sudah kesekian kalinya di tahun 2017.
“Kalau sudah hujan deras. Debit air sungai Melawi dan Kayan meluap drastis. Hasilnya rumah warga banyak yang terendam,” kata Hardoyo.
Hardoyo menilai Pemerintah Sintang tidak memiliki langkah konkrit dalam penanggulangan bencana. Dalam kondisi ini seharusnya BPBD segera turun ke lapangan dan melakukan pendataan terhadap jumlah Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban banjir.
“Saya rasa BPBD Sintang sudah tidak aktif lagi. Kalau masih aktif mereka tanggap dan cepat mengambil langkah. Yang ada malah pihak kepolsiian yang update data. Bahkan yang melakukan proses evakuasi warga juga dilakukan pihak kepolisian,” ungkapnya.
Hardoyo menyanyangkan peran BPBD Sintang yang terkesan tidak bekerja disaat bencana melanda sebagian wilayah Kabupaten Sintang.
“Sangat kita sayangkan sekali. Padahal langkah-langkah teknis dalam penanggulangan bencana ada di tangan BPBD. Tetapi mereka sendiri yang tidak aktif atau tidak turun tangan,” kesal Hardoyo. (De)