SINTANG, SKR.COM – Bupati Sintang, Jarot Winarno menegaskan bahwa Bumi Senentang tidak akan melakukan lockdown kota.
“Kalo Lockdown kota janganlah ya, kalian tidak tahu dampak ekonominya, kemarin dan saya bilang tuh, kalo disuruh milih takut corona dan takut perut, pasti masyarakat milih perut lah, sama gak saya pun gitu bah, kalo saya disuruh lockdown tapi saya ndak bisa cari makan, mati lah kita, nanti kita bukan mati karena corona, tapi mati karena kelaparan, itulah maksudnya,” ungkap Jarot.
Dikatakan Jarot, Pemerintah melakukan pembatasan sosial itu tetap memandang 3 aspek, yakni aspek ekonomi, budaya dan aspek kesehatan.
“Tetapi dengan situasi seperti ini 5 M nya tidak begitu efektif, ya sekarang kita perintahkan pak Wakil bertanggung jawab untuk melakukan penegakan protokol 5 M pada masyarakat. Hingga beliau tiap malam memimpin langsung razia, kemudian memberikan hukuman lah pada yang melanggar,” ucap Jarot.
Menurut Jarot, dari berbagai aspek tersebut, Sintang tidak mungkin dilakukan lockdown kota.
“Sintang kita tutup dari batas silat, kita tutup dari simpang Pinoh, kita tutup dari tanah putih, orang lain ndak boleh masuk Sintang, ndak bolehlah. Tapi yang benar adalah kita berlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro,” ujarnya.
Pemerintah menganjurkan melakukan PPKM Mikro, PPKM Mikro ini seperti PSBB Mikro yang pernah dilakukan Sintang sebelumnya.
“PPKM Mikro ini, seperti lockdown yang pernah kita lakukan di RT 4, RT 5 Menyumbung, pernah kita lakukan di Binjai, di GG Keramat dan juga pernah kita lakukan di Sarai. Ini yang harus mulai kita pikirkan lagi, apakah kita mulai melakukan PPKM Mikro,” terang Jarot.
Sebagai contoh, kata Jarot, kemarin Cluster Gowes ada di Dharma Putra dan mereka ribut dimedia sosial.
“Kemarin mereka ribut di WA Grup, jangan ke Dharma Putra dan sebagainya. Bagus kita berlakukan PPKM Mikro sekali aja disana, di Dharma Putra, begitulah kira-kira PPKM Mikro ini bah,” jelas Jarot.