JAKARTA, SKR.COM – Komisi X DPR RI mendorong Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pasalnya, minat baca masyarakat Indonesia masih lebih rendah dibanding minat menonton, seperti menonton televisi. Termasuk, minat baca masyarakat Tanah Air jika dibandingkan dengan negara tetangga pun masih kalah.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra usai memimpin rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR dengan Plt. Kepala PNRI, Dedi Junaedi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
“Minat baca ini sesungguhnya sudah menjadi kebutuhan rakyat kita. Apalagi kita ketahui, berdasarkan data, masih banyak masyarakat kita yang menonton daripada membaca. Tentu kita harus cari tau, ini kendalanya apa. Kita dorong PNRI, agar meningkatkan minat baca,” kata Sutan.
Politisi F-Gerindra itu menilai, salah satu kendala yang menyebabkan minat baca menjadi rendah adalah minimnya jumlah pustakawan yang ada di perpustakaan. Berdasarkan data yang dimilikinya, sebanyak 250 ribu perpustakaan yang ada di seluruh wilayah Indonesia, hanya digawangi oleh 3000 pustakawan. Selain itu, gedung perpustakaan yang kurang terawat juga menyebabkan masyarakat ‘ogah’ berkunjung ke perpustakaan. Minimnya koleksi buku juga dinilai Sutan menjadi kendala untuk minat baca menjadi rendah.
Pemerintah, harus melihat bahwa perpustakaan merupakan sesuatu yang strategis, dan kebutuhan masyarakat, sehingga harus mendapat perhatian yang serius. Jadi, ini butuh komitmen Pemerintah. Kami juga menginginkan minat baca inj meningkat, sehingga kita tidak kalah bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean,” pesan Sutan.
Sutan mengakui, anggaran masih menjadi kendala PNRI dalam mengembangkan berbagai program, khususnya dalam untuk meningkatkan minat baca di masyarakat. Sebagaimana diketahui, pagu alokasi anggaran PNRI untuk tahun anggaran 2016 hanya sebesar Rp 701 miliar.
“Tugas Komisi X DPR adalah di persoalan anggaran. Karena anggaran yang diberikan sangat kecil. Makanya kita minta kepada Kepala PNRI untuk berkoordinasi dengan Menteri Keuangan. Kalau memang objektif, kita sarankan kepada kementerian terkait untuk meningkatkan anggarannya,” harap Sutan.
Politisi asal dapil Jambi itu mengingatkan, agar minat baca dapat dikembangkan. Karena buku merupakan gudang ilmu, sehingga jika seseorang rajin membaca buku, maka orang itu tak akan kekurangan informasi.
Dorongan juga datang dari Anggota Komisi X DPR Muslim (F-PD). Ia meminta Pemerintah untuk meningkatkan minat baca hingga tingkat daerah, karena minat baca masyarakat Indonesia dibanding negara tetangga masih rendah.
Sementara Anggota Komisi X DPR Ridwan Hisjam (F-PG) meminta kepada PNRI untuk melakukan perubahan. Sehingga, berbagai program kerjanya dapat berjalan dengan baik.
Dalam paparannya, Plt. Kepala PNRI, Dedi Junaedi mengatakan bahwa pembudayaan gemar membaca menjadi amat penting dalam peningkatan kecerdasan dan pemberdayaan bangsa. Namun kegiatan pembudayaan gemar membaca belum dapat secara maksimal menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
“Belum optimalnya pencapaian tersebut dikarenakan terbatasnya alokasi APBN PNRI dalam membiayai kegiatan pembudayaan gemar membaca setiap tahunnya,” jelas Dedi. (sf)
Sumber:http://www.dpr.go.id