MELAWI, SKR.COM – Kelangkaan LPG 3 kilogram serta tingginya harga membuat masyarakat menjerit. Terlebih selama beberapa hari ini ditempat – tempat pengecer mengalami kekosongan. Hingga membuat pertanyaan di masyarakat, kemana penyuplaian atau pendistribusian LPG untuk memenuhi kuota di Melawi selama ini.
“Mencari LPG 3 kg saat ini seperti mencari barang antik. Barangnya langka dan harganya melambung tinggi. Yang menjadi pertanyaan kami selaku ibu rumah tangga, apa penyebab kekosongan dan mahal ya LPG ini,” ungkap seorang ibu rumah tangga di Desa Paal. Fitri, Rabu siang (16/10/2019).
Keluhan serupa juga disampaikan kaum adam di Nanga Pinoh. Seperti yang disampaikan seorang warga kota Nanga Pinoh, Sarjio. Ia mengatakan gas LPG 3 kg sudah seminggu ini pasokannya langka, di warung – warung dekat rumah kosong, “kalaupun ada harga mencapai Rp 30.000 per tabung,” keluhnya.
Sarjio mengaku, dia sampai keliling kota Nanga Pinoh mencari ke pangkalan hingga ke pengecer sebagian besar kosong. Bagi dia, keberadaan gas melon tersebut sangat penting lantaran tuntuk kebutuhan memasak sehari – hari.
“Kalau pun ada stok mereka dijual harga tinggi Meski harga mahal tetap saya beli karena butuh,” ucapnya.
Dalam kondisi normal, kata dia, harga elpiji 3 kg gas melon dikisaran Rp 20.000 per tabung. Namun, sepekan terakhir, harga gas melon meroket dengan harga Rp 30.000 per tabung. Ditanya beralih ke gas non subsidi, ia mengaku, jika masih bisa mendapatkan gas melon, ia enggan beralih ke gas non subsidi. “Ya pasti karena harga lebih terjangkau,” tukasnya.
Ia berharap kondisi kelangkaaan gas melon tersebut segera normal kembali, karena merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sehari – hari.
“Kita berharap ada pengawasan serta adanya investasi oleh pemerintah dan pihak yang berwajib berkaitan dengan LPG subsidi tersebut,” pungkasnya. (DI)