Masa Pakai Habis, PLN Rayon Nanga Pinoh Ganti Meteran Warga

Manager PLN Rayon Nanga Pinoh, Noken Priono Nababan

MELAWI, SKR.COM – Seringnya mendapat keluhan dari masyarakat terhadap KWH meter listrik PLN pra bayar membuat pihak PLN harus melakukan pergantian meteran milik pelanggan. Hal itu tidak hanya terjadi di seluruh Indonesia, namun juga terjadi di Kabupaten Melawi. Dimana meteran dengan merk Glomat harus diganti pihak PLN karena sering mengalami gangguan masalah.

Manager PLN Rayon Nanga Pinoh, Noken Priono Nababan mengatakan, pergantian tersebut dilakukan karena masa pakai meterannya yang sudah habis. Sehingga seringkali menjadi keluhan masyarakat, karena terjadi sejumlah gangguan.

“Rata rata yang diganti itu meteran merk Glomat. Persoalan pergantian meteran ini juga sudah kita sampaikan ke pihak Pemkab Melawi,” katanya saat ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (11/6).

Lebih lanjut pria yang baru menjabat sebagai Manager PLN di Melawi kurang lebih tiga bulanan itu mengatakan. Keluhan gangguan yang seringkali menjadi keluhan masyarakat terhadap meteran tersebut yakni terjadinya kegagalan saat mengisi voucer listrik, dengan penjelasan nomor token yang tertera salah, meskipun sebenarnya nomor token yang ditekan sudah benar.

“Tidak hanya itu. Juga sering kali terjadi munculnya gangguan seperti terjadi padam tiba tiba dengan penjelasan yang tertulis di meteran Periksa. Hal tersebut lah yang sering menjadi keluhan masyarakat. Sehingga PLN harus mengganti secara gratis. Ini tidak hanya terjadi di Melawi, namun di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Hingga saat ini, kata Noken, pergantian meteran yang dilakukan pihak PLN sudah sebanyak 3.685. Dimana pergantian itu sudah dimulai sejak Desember 2018. Sistim pergantian yang dilakukan PLN tidak hanya menunggu laporan atau keluhan dari masyarakat saja, namun juga melakukan pergantian dengan jemput bola dimana yang diketahui meteran dengan merk tersebut berada.

“Semua yang kita ganti kan meteran dengan merk Hexim. Namun sebetulnya bukan karena merknya, namun lebih dikarenakan masa pakainya,” paparnya.

Untuk mengetahui berapa lama masa pakai meteran yang digunakan, pihak PLN terus melakukan pengujian dengan mengambil sample, apakah masih masih layak atau tidak. “Kalau masih layak maka tetap lanjut dipakai dan kalau tidak ya diganti. Yang namanya benda elektronik apalagi buatan manusia tetap ada masa pakai ya,” ucapnya.

Noken berharap kepada masyarakat, kalau ada keluhan terhadap KWH meter, agar segera di Informasikan ke PLN. Untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan. Tanda-tanda KWH meter yang harus diganti diantaranya tidak bisa beli voucer dan adanya sesuatu yang tidak normal dengan tanda tulisan di periksa.

“Karena apabila ada gangguan metera tetap bisa mendeteksinya, makanya disebut sekarang disebut listrik pintar, karena bisa mendeteksi gangguan yang terjadi,” paparnya.

Terpisah, Wawan selaku salah satu warga Melawi yang KWH meternya ikut diganti mengaku sempat kaget dan agak kesal ketika mengetahui nomor token yang tertera di KWH meter tersebut gagal terus ketika membeli voucer listrik. Bahkan hingga berulang ulang kali membelinya.

“Sempat kesal juga. Awalnya saya pikir adanya gangguan sehingga tidak bisa beli voucer listrik. Ternyata memang KWH meternya yang sudah rusak. Namun ketika saya melaporkan ya ke pihak pelayanan teknis PLN, saya mendapatkan penjelasan bahwa terjadi rata rata meteran dengan nomor seri token yang awalannya 34 memang sudah tidak bisa dipakai lagi, alias harus ganti, seperti gagal produk gitu. Namun setelah diganti saya merasa lega,”pungkasnya.(DI)

Posting Terkait