MELAWI, SKR.COM – Di sekitar kota Nanga Pinoh banyak kawasan menjadi pemukiman baru, diantaranya di Desa Kelakik. Pemukiman baru ini jelas membutuhkan penerangan, hanya saja masih banyak diantaranya tiang kayu, bahkan kayu jengger.
“Di pemukiman kami tiang listrik dengan kayu jengger. Kawatir juga kalau ada apa-apanya, terutama kalau ada tiang patah dan terjadi kecelakaan,” kata Duin, warga Kelakik, ditemui di kediamanya, Senin (4/1)
Pemukiman yang tempat tinggal duin tepatnya di belakang kantor kecamatan Nanga Pinoh. di kawasan tersebut banyak rumah baru warga, sekitar ada 25 rumah baru. Belum lagi pemukiman baru di sekitar STKIP Melawi yang juga masih mengunakan kayu.
“Masak di pemukiman belakang kantor pemerintah, kantor kecamatan tidak ditancapkan tiang listrik besi. Seharusnya diberi tiang listrik lah. Ini pakai kayu, kayu jengger lagi,” kasal alumni Fakultas Pertanian Untan ini.
Tiang kayu tersebut dipakai dengan kabel TC berwarna hitam. Memang Kabel tersebut aman tertutup oleh pelindung tebal. Namun, bisa saja menjadi bahaya bila pengamannya terkelupas. Apalagi kalau sampai ke tanah lalu dilindas kendaraan apakah tidak bahaya, tanya Duin.
“Kabel TC itu kan berat, sedangkan kayu penahannya bukan kayu kuat, kita takut kalau ada angin kayu rebah. Atau kayu sudah lama bisa rebah sendiri. Kalau menimpa orang kan bahaya, sementara di situ ada lalu lintas warga,” ulasnya.
Dia meminta agar pihak PLN segera mengganti tiang kayu yang ada dengan tiang besi. Mestinya dilakukan segera. PLN Nanga Pinoh bisa mengajukan ke PLN wilayah Kalimantan Barat. PLN Kalimantan barat mestinya menyetujui ajuan tersebut.
“Jangan sampai kalau sudah ada korban baru dipasang, mestinya segera di pasang. Kalau kita, biasanya sudah ada korban baru berkalot, sementara waktu masih menjadi potensi bahaya di biarkan saja,” pintanya.
Bukan hanya pihak PLN yang harus gesit, Pemkab Melawi melalui instansi terkait pun harus mau aktif segeran menyelesaikan persoalan ini. Selalu pihak yang memiliki kawasan dan mesti menyediakan sarana dan prasarana kebutuhan dasar.
Sebenarnya ulas Duin, kebuthan tiang listrik di kawasan pemukiman baru dekat dengan ibu kota ini mestinya segera diadakan. Sebab, sudah pasti akan ada kebutuhan akan listrik di pemukiman baru. Apalagi bagi Melawi yang merupakan kabupaten baru yang sedang marak membangun.
Persoalan pemenuhan kebutuhan listrik ini salah satu faktor penentu percepatan pembangunan pemukiman baru. Bila tidak ada listrik, pemukiman bisa saja tidak jadi di bangun oleh pemiliknya. Akibatnya pembangunan kawasan baru pun terhambat.
“Pemerintah harus mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan untuk menopang pembangunan di pemukiman baru. Jangan sampai terhambat oleh tidak adanya listrik. Pemerintah harus andil dalam penyediaan tiang listrik di kawasan baru,” pungkas Duin. (Irawan)