Akses Ke Menukung Minta Perhatian Bupati Terpilih

MELAWI, SKR.COM – Usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Melawi, banyak harapan masyarakat tertuju kepada pemimpin nantinya.

Khususnya terhadap kondisi akses jalan menuju ke desa-desa yang hingga saat ini masih banyak dikeluhkan.

Jika sebelumnya harapan kepada pemimpin terpilih untuk memperbaiki dan meningkatkan jalan menuju ke Desa Langan, kini harapan kepada pemimpin terpilih untuk memperbaiki akses ke kecamatan Menukung, baik jalan maupun jembatan.

“Dalam bulan ini saya sudah berkeliling ke seluruh desa yangada di kecamatan Menukung. Kondisi jalan sangat memprihatinkan.

Banyak akses yang melintasi jembatan tidak ada jembatan,” kata warga Melawi, Sandi, ditemui di Nanga Pinoh, Jum’at (25/12).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa temon ini mengatakan, seluruh jalan di kecamatan menukung tidak ada yang beraspal, kecuali pusat kecamatan, yakni desa Menukung.

Dari kecamatan Ella Hilir menuju kecamatan Menukung, desa pertama yang dilewati di kecamatan paling ujung ini adalah Desa Siyai.

Mulai desa ini pengendara sudah tidak akan menemukan jalan yang beraspal sehingga ke ibu kota kecamatan Menukung. Hanya ada jalan yang bersemen di beberapa desa yang dilintasi, termasuk ibu kota kecamatan Menukung, Menukung Kota.

Bukan hanya jalan yang perlu penangan serius, jembatan penghubung pun mesti diadakan. Diantaranya jembatan yang melintasi sungai Melawi.

walau jembatan Melawi II penghubung Nanga Pinoh dan Pinoh Utara belum kelar, warga Menukung juga membutuhkan keberadan jembatan melintasi sungai Melawi, perlu jembatan Melawi III.

“Dari Popai ke tanjung beringin melintasi sungai Melawi. Ke Batas Nangka dan Plaik Keruap harus melintasi sungai Melawi dari ibu kota kecamatan Menukung,” papar mahasiswa STKIP Melawi yang bertualang menggunakan motornya.

Jembatan lain yang dibutuhkan untuk akses ke desa di Menukung pun masi banyak. Paling tidak harus ada jembatan gantung. Diantaranya Desa Keruap, Batu Onap, Mawang mentatai dan desa Oyak.

“Dari Tanjung Beringin melintasi sungai Keruap baru sampai ke Desa Keruap. Bagian Desa Oyak juga dibatasi oleh Sungai. Pemukiman kanan sungai ke bagian kiri sungai menuju pusat desa Desa Oyah menggunakan perahu,” papar Sandi.

Ungkap Sandi, kebutuhan akan jembatan juga dirasakan oleh warga Desa Sungai Sampak. Sebab Kantor desa dengan pemukiman penduduk dibatasi oleh Sungai Sampak. Sehingga bila warga ingin pusat pelayanan desa harus melintasi sungai dengan lanting yang ditarik.

“Mawang Mentatai juga harus melintasi sungai Mawang. Batu Onap menggunakan perahu untuk ke pusat desa. Jadi banyak yang perlu jembatan, paling tidak jembatan gantung,” pungkasnya. (Irawan)

Posting Terkait