Menyikapi Langka dan Mahalnya LPG, Duskukmdag Melawi Lakukan Sidak

MELAWI, SKR.COM – Kelangkaan LPG 3 Kilogram dipasar  hingga kini menjadi persolan bagi masyarakat Melawi. Menyikapi hal itu, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskukmdag) Melawi melakukan peninjauan ke sejumlah pasar.

Kepala Diskukmdag Melawi, Alexander mengakui di tingkat pengecer harga gas LPG 3 kg di tingkat eceran rata-rata dijual tinggi diatas Rp 20 ribu. Temuan di lapangan banyak yang menjual hingga Rp 23 ribu dengan alasan mengambil di pangkalan saja, harganya sudah mencapai Rp 20 ribu.

“Nah, kita ingin menertibkan harga gas ini karena seharusnya di tingkat pengecer gas 3 kg harusnya paling tinggi Rp 20 ribu,” katanya di sela-sela pelaksanaan sidak LPG 3 kg.

Lebih lanjut Alex mengatakan, pihaknya masih akan mengecek Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg yang sebenarnya. Karena biasanya untuk gas subsidi sudah ditetapkan HET nya baik di tingkat agen, pangkalan maupun eceran.

“Kalau memang tidak ada HET, nanti bisa kita buat HET nya,” katanya.

Stok LPG 3 kg, kata Alex, seharusnya juga tak berkurang bila mendengar paparan agen gas LPG di Melawi. Karena suplai gas melon tersebut masih tetap lancar sampai saat ini dari agen.

“Permasalahannya sekarang di tingkat pengecer mengapa bisa langka. Sekarang kita coba tertibkan harga di pengecer,” katanya.
Alex juga menampik soal kemungkinan tingkat konsumsi yang tinggi menjadi penyebab gas langka. Ia menilai ada kemungkinan permainan di tingkat eceran.

Ia juga akan mengecek agen maupun pangkalan yang kerap tutup. Nantinya ia akan melihat SITU dan SIUP.

“Kala memang sudah habis SITU dan SIUP dan tidak aktivitasnya, mungkin kita tutup saja,” tegasnya.

PT MITA Melawi selaku agen LPG mengaku sampai kini tak pernah terkendala dengan pasokan gas LPG 3 kg.

Pengelola agen, Adut yang didatangi tim dari Diskopdag mengungkapkan sampai kini pasokan gas selalu datang setiap 5 hari dalam sepekan.

“Kita memang tak hanya suplai ke Nanga Pinoh saja, tapi juga kecamatan lain, mulai dari Sayan, Sokan, Kota Baru, sampai Ella dan Menukung,” terangnya.

Adut pun mengungkapkan pasokan LPG 3 kg memang sebenarnya tak ada pengurangan. Bahkan bila hari libur atau hari raya, stok yang ada ditambah. Hanya memang begitu datang, agen LPG langsung diserbu pangkalan.

“Yang jelas kita memang tak jual ke pengecer. Hanya pangkalan,” katanya.

Sebelumnya, berbagai keluhan terdengar dari masyarakat. LPG yang mulai langka di pasar membuat harganya melambung tinggi. Bahkan di desa-desa pedalaman harga LPG melon tersebut mencapai Rp. 35 ribu per tabung.

Seperti yang disampaikan Heri Irawan, di kampung halamannya yakni Desa Semdin Lengkong, harga LPG sudah sangat mahal. Sampai-sampai ada warga yang tidak mampu membeli LPG tersebut.

“Harga LPG di Semadin Lengkong itu sudh Rp. 35 ribu pertabung. Jadi sekarang banyak warga memilih masak menggunakan kayu api seperti dulu untuk menghemat gas LPG,” pungkasnya.  (Edi)

Posting Terkait