Nur Ilham, Kondisi Jalan di TPB Sekarat

MELAWI, SKR.COM – Anggota Komisi II DPRD Melawi, Nur Ilham, mengaku sangat prihatin ketika mengikuti Miusrenbang kecamatan di Kecamatan Tanah Pinoh Barat (TPB). Pasalnya, keluhan yang disampaikan masyarakat rata-rata tentang kondisi jalan poros dari Desa Pelita Jaya ke Desa Keluas Hulu atau Mahikam.

“Pada Musrenbang Kecamatan Tanah Pinoh Barat 8 maret kemarin, yang diikuti perwakilan Bappeda namun tidak ada perwakilan instansi terkait lainnya seperti dinas PU, Pendidikan dan Kesehatan. Rata-rata mengeluhkan dan mengharapkan mengenai jalan poros dari Pelita Jaya sampai ke Desa Keluas Hulu (Mahikam). Yang mana kondisi jalan yang masih tanah kuning dan rusak berat sehingga sangat berat dilalui,” kata Nur Ilham, saat ditemui di kantornya, Rabu (14/3).

Lebih lanjut Ia mengatakan, akibat kerusakan tersebut, masyarakat merasa sangat menderita. Sebab berbagai pelayanan tidak dapat diterima secara maksimal. Begitu pula dengan ekonomi masyarakat, sangat mempengaruhi sekali.
“Bayangkan saja, kalau ada yang sakit, masyarakat harus membawanya ke puskesmas dengan menggunakan kendaraan bermotor yang harus kerja berat. Sebab ketika melalui jalan rusak, selain memikul warga yang sakit, juga harus memikul kendaraannya yang nyangkut,” paparnya.

Kondisi ini bukan hanya dirasakan satu dua desa saja. Namun dirasakan sejumlah desa lainnya yang menggunakan jalan poros tersebut, yakni Desa Pelita Jaya, Ulak Muit, Desa Lintah Taum, Desa Harapan Jaya, dan Desa Keluas Hulu. “Kondisi jalan ini selama ini sangat sulit dilalui motor apalagi roda 4. Tidak hanya jalan, jembatan juga banyak sekali yang rusak,” bebernya.

Nur Ilham mengatakan, selain menggunakan jalan tersebut, masyarakat biasanya terpaksa harus melalui jalur sungai, namun sangat berbahaya sekali. Jika air pasang banyak kayu yang melintang dan dikhawatirkan sampan akan karam. Begitu juga jika air surut, sampan tak bisa lewat karena airnya kering.

“Kemudian kalau membawa orang yang sakit, itu tidak bisa melalui sungai karena banyak kayu, sedangkan kalau surut air kering tidak bisa dilalui. Sedangkan kalau lewat jalan poros itu sifatnya memaksakan diri yang harus dipikul pikul melalui jalur kubangan lumpur,” paparnya.

Selain itu, kerusakan jalan tersebut berdampak kepada ekonomi masyarakat. pasalnya akibat kerusakan jalan itu harga barang khusuanya sembako sangatlah mahal. jika dibandingkan dengan harga dipusat kecamatan lain seperti Tanah Pinoh atau Kota baru, harga di Tanah Pinoh Barat tiga kali lipat mahalnya.

“Harganya bisa 2 sampai 3 kali lebih mahal dari Kota Baru. Bayangkan saja tabung gas elpigi 3 kilogram itu harganya Rp. 75 ribu. Tentu harga segitu sangat sangat mahal. belum lagi harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras misalnya, itu juga sangat mahal,” ujarnya.

Nur Ilham berharap, dengan adanya keluhan dan usulan masyarakat terkait jalan poros dari pelita Jaya ke Keluas Hulu tersebut, bisa dimasukan dalam pelaksanaan pembangunan tahun 2019.

“Semoga saja pemerintah bisa mendengar dan mengakomodir aspirasi masyarakat agar bisa membangun jalan poros tersebut. Karena kasian masyarakat tanah Pinoh Barat, sudah lama menderita,” pungkasnya. (DI)

Posting Terkait