SINTANG, SKR – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny mengatakan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sintang minim dan hanya tersisa Rp 1,7 Triliun, alokasi dana untuk pembangunan fisik sangat terdampak. Bayangkan saja, jumlah APBD Kabupaten Sintang yakni sebesar Rp 1,7 Triliun harus dialokasikan untuk pembayaran gaji pegawai maupun honor daerah sebesar Rp 800 miliar, dana transfer desa Rp 498 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) sekitar Rp 200 miliar, belum lagi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan lain-lain. Jadi dana segar yang tersisa sekitar Rp 100 miliar lebih. Ini yang dialokasikan untuk pendidikan, pertanian, perkebunan, PU, Perkim maupun sektor-sektor lain. Makanya pembangunan infratstruktur sangat minim dua tahun ini
“Penurunan APBD sebagai imbas dari pandemi corona virus disease atau covid 19 sudah terjadi dua tahun terakhir ini. Yakni APBD tahun 2021 dan 2022. Sebelumnya APBD Sintang tembus Rp 2,1 Triliun pada tahun 2020 lalu. Namun pada tahun 2021 dan 2022, APBD turun drastis hingga Rp 1,7 Miliar. Penurunan APBD Sintang dikarenakan dana transfer dari pemerintah pusat mengalami penurunan sangat besar, khususnya Dana Alokasi Khusus (DAK). Sebab anggaran pemerintah pusat banyak dialokasikan untuk penanganan covid 19. Mulai dari perawatan pasien covid 19, pemberian bantuan sosial (bansos) hingga pelaksanaan vaksinasi,” jelas Florensius Ronny.
Karena APBD Sintang jauh menurun dibanding sebelumnya, kata Florensius Ronny, pembangunan di daerah juga tidak maksimal. Karena dana yang sudah dianggarkan untuk pembangunan, harus direcofusing sesuai arahan pemerintah pusat untuk penanganan pandemi di daerah. “Maka tak heran, dalam dua tahun selama pandemi terjadi, pembangunan fisik di Kabupaten Sintang sangat jauh berkurang,” ucap legislator muda yang saat ini menjabat kesebagai Ketua DPD Nasdem Kabupaten Sintang ini.