SINTANG, SKR.COM – Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah memimpin pelaksanaan Rapat Penyempurnaan Peraturan Bupati Sintang tentang Tata Cara Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat Kabupaten Sintang, di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Senin, 15 Maret 2021.
Rapat tersebut membahas penyempurnaan dari Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat Kabupaten Sintang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sintang Nomor 31 Tahun 2020.
Hadir dalam rapat tersebut Rektor Universitas Kapuas, Antonius, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Syarief Yasser Arafat., Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Yustinus J, Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan, Veronika Ancili, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Bernhard Saragih, Ketua Forum Ketemenggungan Kabupaten Sintang, Andreas Calon , Ketua Asosiasi Anak Peladang Kabupaten Sintang, Andreas, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kabupaten Sintang, K. Daniel Banai, KPH Sintang Utara, Manggala Agni, dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang
Pada kesempatan tersebut Yosepha Hasnah menyampaikan masyarakat Kabupaten Sintang bersyukur karena Pemkab Sintang sudah berani mengeluarkan aturan soal tata cara membakar ladang ini.
“Kabupaten lain belum mengikuti, tapi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Kalbar Nomor 103 Tahun 2020 tentang Pembukaan Areal Lahan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal,” ucap Yosepha.
Dikatakan Yosepha, Peraturan Bupati Sintang tentang Tata Cara Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat Kabupaten Sintang sudah memasuki perubahan yang ketiga kalinya.
“Kita akan terus melakukan revisi menyesuaikan dengan kondisi terbaru dan perkembangan aturan hukum yang ada. Penyempurnaan Peraturan Bupati Sintang ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah penjelasan Pasal 69 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” terang Yosepha.
Yosepha Hasnah menambahkan, bahwa perubahan tersebut pada penjelasan tentang pengertian kearifan lokal dalam ketentuan tersebut adalah melakukan pembakaran lahan dengan luas maksimal 2 hektar per kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikeliling sekat bakar sebagai pencegahan kebakaran. Pasal 58 ayat 2 Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Sintang juga mengakui kearifan lokal yang ada dalam membuka lahan.
“Adapun poin-poin yang perlu dilakukan perubahan dari Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat Kabupaten Sintang adalah dalam hal jumlah areal lahan yang boleh dibuka dengan cara pembakaran terbatas dan terkendali oleh warga masyarakat petani tradisional maksimal 10 hektar dalam satu desa/kelurahan dalam hari yang sama. Menurut kami, kita juga perlu membahas apakah kita sepakat mengatur jam bakar. Atau ada usulan agar mekanisme pembakaran juga perlu diubah, silakan saja. Kami siap menghimpun masukan dan saran agar Peraturan Bupati Sintang ini semakin baik,” tambahnya.
Ia juga mengatakan perbedaan dalam luasan areal lahan yang boleh dibakar dalam satu desa pada satu hari dalam draf Perbup yang sudah disusun, dikurangi menjadi 10 hektar.
“Perbup sebelumnya maksimal 20 hektar. Kita menghitung jumlah desa di Kabupaten Sintang adalah 391 desa. Satu Kepala Keluarga maksimal 2 hektar ladang saja,” pungkasnya. (*)