MELAwI, SKR.COM – Setelah melaksanakan Pembersihan lingkungan sekitar kantor di masing-masing SKPD pada Kamis (23/2) kemarin, dalam rangka Peringatan Hari Peduli Samph Nasional (HPSN). Kini ratusan Pegawai, staf dan honorer Pemkab Melawi melaksanakan Pembersihan masal di lingkungan pasar Kuliner Kecamatan Nanga Pinoh, Jum’at (24/2) lalu.
Dimana dalam Pembersihan tersebut, Bupati Melawi, Panji, S.Sos, yang memimpin lansung. Pantauan di Lapangan, tampak Bupati ikut mengangkut sampah di keranjang dan juga memotong rumput menggunkn mesin pemotong rumput. Yang mana juga diikuti ratusan pegawai Pemkab Melawi lainnya.
“Kita selaku pemerintah dan atas nam Pribdi, sangat mengajak, bhwa lingkungan hidup itu adalah tanggungjawab kita semua. Tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerinth, Kementerin atau dinas terkait. Tetapi juga semua pihak,” kata Bupati, disela-sela pembersihan.
Menurut Panji, Jika semua menyadari bhwa lingkungan menjadi tanggungjawab bersama. Untuk menjaga lingkungan kebersihan diir kita sendiri saja itu sudah sangat baik. “Akhirnya dengan begitu nantinya akan tercipta lingkungan yang baik, yang indah dan yang sehat, serta menunjukan bahwa kita selalu ramah lingkungan,” paparnya.
Bupati mengtakan, peringatan HPSN ini merupakn bagian dari lingkungn hidup. Sehingga sudah sepatutnya manusia peduli dengan lingkungannya. Sehingga hrus menyadari bahwa sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, tidak boleh dibuang sembarangan tempat, sampah harus diangkut ditempat yang telah ditetapkan.
“Nahn kepada masyarakat yang telah sadar, khususnya msyarakat Melawi. Saya selaku Bupati mengucapkan terimakasih. Bagaimanapun kegiatan peringatan, jika tidak ada kesadaran masyarakat dan diri kita sendiri, pasti tidak akan berhasil. Sementara soal sampah, dan lingkungan ini menyangkut kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Terkait mengenai regulsi terkit tindak pidana ringan (tipiring) bagi warga yang membuang sampah sembarangan, Bupati mengatakan pemerintah sudah mulai melihat dan beberapa kali membahasnya bersama instansi terkait, untuk mencari regulsi apa yang cocok untuk itu. “Nah kita masih memint SKPD terkait untuk menginventarus regulasi. Apabila ada program kerja, tentulah ada regulasinya,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Pengelolaan Bahan Berbahaya, Beracun, dan Limbah B3 (KSDA-PKLP B3dan LB3), Laila Fitri Andayani, mengatakan, pelaksanaan peringatan HPSN di Melawi dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama 23 Februari dengan agenda peembersihan lingkungan kantor secara serentak. “Kemudian 24 februarinya, pelaksanaan pembersihan lingkungan lapangan pasar kuliner bersama-sama,” katanya.
Lebih lanjut wanita yang juga seorang ketua Komunitas pengelolaan Lingkungan Terpadu (Komplit) Melawi itu, dengan singkat menceritakan sejarah pencanangan HPSN. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya. Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Pada peristiwa itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. “Nah, tragedi itulah yang memicu dicanangkannya HPSN yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi,” ujarnya. (Edi)