Petugas Kesulitan Padamkan Api di Bukit Matok

MELAWI, SKR.COM – Minggu (11/8) kemarin, hutan di Bukit Matok di Desa Pemutar Kecamatan Belimbing dikabarkan terbakar membara. Bukit yang awalnya tampak hijau, ketika malam berubah menjadi merah. Kebakaran lahan di atas bukit tersebut diketahui terjadi mulai Minggu siang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi, Syafaruddin saat dikonfirmasi mengatakan, hingga kini api masih menyala di perbukitan Matok. Petugas Damkar dan Satgas Karhutla pun tak bisa berbuat banyak menghadapi kebakaran lahan di atas bukit Matok ini. Petugas disiagakan di sekitar bukit , mengantisipasi api menjalar hingga ke pemukiman.

“Kemarin sampai tengah malam kami masih terus berada di lokasi bawah Bukit Matok melakukan monitor. Kami memantau sejak jam 2 siang. Asap tebal terlihat mengepul dari sisi belakang bukit. Cuaca panas dan kering serta banyaknya semak belukar membuat api sulit dipadamkan.,” terangnya.

Terpisah, Kabag Ops Polres Melawi, AKP Dedy F Siregar menerangkan anggota sudah diturunkan ke area sekitar bukit untuk sebatas pemantauan lokasi dan upaya evakuasi warga sekitar.

“Anggota saya larang untuk menuju lokasi kebakaran karena sangat beresiko dan diatas juga tidak ada sumber air,” paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihak polres sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi untuk mengirimkan helikopter agar bisa melakukan pemadaman melalui udara.

“Upaya pemadaman harus dilakukan dengan water bombing. Kita upayakan supaya ada heli yang distanby kan di Bandara Tebelian. Kami berharap udara malam ini tidak kencang dan lokasi yang terbakar segera lembab sehingga kebakaran tak semakin meluas,” katanya.

Informasi yang dihimpun media ini, kebakaran lahan yang terjadi dibukit Matuk berhasil dipadamkan setelah Badan Nasionan Penaggulangan Bencana (BNPB) menurunkan satu unit heli kopternya untuk melakukan water bombing.

Sementara itu, anggota DPRD Melawi, Abang Ahmaddin mengatakan, bahwa Karhutla di sejumlah wilayah di Kabupaten Melawi terus meluas sehingga berdampak pada pemukiman dan timbulnya kabut asap yang mengancam kesehatan.

“Informasi yang kita peroleh hingga hari ini di wilayah Kabupaten Melawi setidaknya ada belasan titik panas yang terpantau, seperti di Kecamatan Belimbing, Belimbing Hulu dan Kecamatan Ella Hilir,” katanya.

Pada kesempatan itu Ia menghimbau agar Karhutla bisa menjadi perhatian bersama, sehingga Karhutla tidak semakin meluas hingga ke pemukiman masyarakat. Hingga saat ini kita ketahui kebakaran lahan sejak siang kemarin di wilayah Bukit Matok, Kecamatan Belimbing, belum juga bisa dipadampakan. Ini bisa mengancam kebakaran semakin meluas ke pemukiman warga sekitar.

“Kita mengajak masyarakat di Kabupaten Melawi turut aktif melakukan pencegahan dan penanggulangan pembakaran hutan maupun lahan pribadi. Jangan membakar lahan, karena akan sulit dilakukan pemadaman. Selain itu ketersediaan air sangat minim dan sulit dijangkau. Kami juga mengimbau, agar seluruh camat dan perangkat desa aktif melakukan sosialisasi untuk mengingatkan masyarakat, agar menahan diri membersihkan lahan dengan cara dibakar,” pesannya.

Terpisah, Kapolres Melawi, AKBP Ahmad Fadlin, sebagai Kepala Ops Res saat memimpin apel kesiapan pelaksanaan tugas Operasi Bina Karuna Kapuas 2019 di halaman Mapolres Melawi, Senin (12/8) mengatakan, memasuki H-2 berakhirnya Operasi Bina Karuna Kapuas 2019 di wilayah Polres Melawi, menunjukkan trend peningkatan titik Hotspot.

Ia menekankan agar para Kasatgas dan Kasubsatgas beserta personil yang terlibat dalam operasi melakukan pemantauan serius terhadap titik hotspot, mendatangi TKP dengan maksimal serta melakukan pemadaman. Untuk menghindari bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan, peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga jangan sampai ada yang melakukan pembakaran.

Dalam hal penindakan terhadap pelaku pembakar hutan dan lahan harus selalu memperhatikan aturan yang berlaku. Jika pembakaran hutan dan lahan masih dilakukan, maka pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap pelakunya.

“Ingat, tindakan pembakaran hutan dan lahan, selain merupakan tindak pidana juga sangat merugikan lingkungan, kesehatan dan perekonomian,” paparnya.

Kapolres berharap, masalah Karhutla tahun ini dapat di minimalisir. Peran serta seluruh instansi terkait dan seluruh elemen masyarakat diharapkan mampu mengatasi Karhutla secara khusus di wilayah Kabupaten Melawi ini. (DI)

Posting Terkait