SINTANG, SKR.COM – Anak atau pemuda adalah investasi penting yang di miliki sebuah Negara, yaitu sebagai sumber daya manusia yang dapat memajukan suatu negara. Tanpa adanya putra bangsa atau generasi bangsa, mustahil suatu negara akan maju.
Pentingnya pemuda bagi negara pernah disinggung bapak proklamator, Ir Soekarno dalam pidatonya yang berbunyi, “ Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia.”
Begitu pentingnya peran pemuda bagi suatu negara yang digambarkan oleh Ir Soekarno bahwa dominasi pemuda untuk memajukan suatu negara sangat vital dibandingkan dominasi orang tua.
Karena kita tahu pemuda adalah generasi bangsa yang menggantikan peran orang tua nantinya dan pada umumnya seorang pemuda masih memiliki semangat yang menggebu-nggebu sehingga tingkat kemampuan dalam melakukan sesuatu sangat di perlukan, terutama bagi kemajuan pembangunan.
Tetapi seiring perkembangan zaman, yaitu zaman globalisasi dewasa ini, di mana teknologi dan informasi semakin canggih, akses untuk memperoleh informasi semakin di permudah dan bahkan dapat di ibaratkan bahwa kita dapat keliling dunia dengan sekali klik saja.
Dengan dipermudahkannya akses dan mobilitas ini ternyata tak sedikit dampak yang berimbas pada gaya hidup terhadap sikap dan tindakan seorang pemuda di masa sekarang ini.
Karena itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sintang, Kusnadi menilai kemajuan teknologi khususnya gadget atau smartphone membuat generasi muda kurang bersosialisasi dan tidak mengenal budaya sendiri.
Padahal, kata dia, teknologi memiliki dampak negatif yang perlu diantisipasi terutama untuk pemuda sebagai pengguna terbesar.
“Sering kali, orang yang sudah main gadget selalu lupa akan bersosialisasi dan tidak kenal budaya sendiri. Maka itu, perlu diantisipasi dengan kegiatan yang menonjolkan budaya daerah,” kata Kusnadi, Minggu (13/10/2019).
Sebenarnya, kata Kusndi, banyak moment bisa membentuk karakter generasi muda Indonesia yang cerdas, disiplin, kritis, sportif menghargai teman dan mengenal budaya Indonesia.
Apalagi, di tengah gempuran informasi dari luar perlu adanya filter agar anak – anak tidak begitu saja mencontoh tindakan yang bertentangan dengan budaya.
“Peran serta orangtua pun sangat penting dalam mengawasi aktivitas anak-anaknya,” pungkas Kusnadi.