Seorang Anak di Melawi Terlahir Tanpa Anus

MELAWI, SKR.COM – Terlahir tanpa adanya anus, Balita asal Kampung Liang, Desa Tekelak, Kecamatan Pinoh Utara, bernama Rafa Fauzan Kamil membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari para dermawan untuk kebutuhan pelaksanaan operasi pembuatan lubang anus di RSUD Dr Soedarso Pontianak.

Masyarakat pun diharapkan untuk peduli terhadap Rafa agar Ia bisa hidup normal seperti anak lainnya. Masyarakat yang ingin membantu, dapat menghubungi nomor orang tua Rafa yakni 085845846546 atau melalui nomor rekening BNI Cabang Sintang dengan nomor 0604923955 atas nama Jalaludin.

Arnita, selaku orang tua Rafa yang ditemui di kediamannya di Desa Tekelak mengungkapkan sang anak baru berusia 11 bulan ini terlahir tanpa memiliki lubang anus. Ia pun terpaksa harus menjalani operasi sedari bayi agar bisa buang air besar.

Arnita mengungkapkan, anaknya lahir dalam kondisi normal. Namun, baru empat hari kemudian diketahui Rafa tak memiliki anus. Tubuh Rafa saat itu, terlihat tak biasa, karena sama sekali tak buang air selama empat hari.

“Kemudian kami berinisiatif memanggil mantri. Dari sini diketahui ternyata Rafa tak ada lubang anus. Kemudian dibawa ke Nanga Pinoh untuk dicek ke RSUD Melawi. Namun, karena saat itu belum ada BPJS, jadi dibawa kembali ke rumah lagi karena biayanya berat,” katanya, kemarin.

Rafa pun dirujuk ke RS Dr Soedarso di Pontianak. Saat itu, ia sudah memiliki BPJS. Operasi pertama pun dilakukan saat bayi Rafa masih berusia dua minggu. Operasi ini membuat lubang anus sementara melalui perut bagian kiri bawah sebagai saluran pembuangan kotoran.

“Karena lubang sementara ini, Rafa harus diupayakan tidak batuk, karena ususnya bisa mengembang. Begitu juga dengan makanan, tak bisa diberikan sembarangan. Padahal dia sebenarnya mau makan apa saja, tapi kami jaga-jaga. Saat menangis, Rafa juga harus segera digendong,” katanya.

Kini, Rafa harus melalui tahapan operasi kedua. Dari konsultasi dengan dokter bedah di RS Soedarso, Artina mengungkapkan, operasi baru bisa dilakukan bila berat Rafa sudah mencapai 7 kilogram. Saat ini berat Rafa sudah hampir mendekati syarat yang diminta oleh dokter, yakni pada kisaran 6 kilogram. “Operasi kedua ini baru membuat saluran anus di pantat,” katanya.

Cukup banyak biaya yang diperlukan oleh kedua orang tua Rafa hanya agar si bungsu ini bisa buang air besar dengan normal. Sementara mereka bukanlah berasal dari keluarga yang berkecukupan.

“Saya hanya menjaga Rafa setiap saat. Ayahnya juga sempat tinggal di Pinoh, tapi tahulah, karena ndak ada kerja, akhirnya pulang ke kampungnya lagi,” katanya.

Artina sendiri sempat berkeliling sepanjang Nanga Pinoh untuk meminta bantuan pada masyarakat yang peduli. Ia berkeliling sembari menggendong Rafa yang terkadang menangis rewel. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mengumpulkan biaya membawa Rafa menjalani operasi di Pontianak.

“Untuk operasi memang sudah ada BPJS. Tapi untuk bawa Rafa dan biaya hidup di Pontianak perlu ada uang tambahan,” katanya.

Artina sendiri terus merawat anaknya. Mengingat saluran anus sementara harus benar-benar dijaga kebersihannya. Karena itu, perban dan kain kasa harus diganti setiap kali buang air besar. Dalam sehari ia bisa mengganti perban Rafa hingga empat kali.

“Tiap minggu kami konsul ke RSUD, biasa dikasi alat ini (perban dan kasa serta selotip). Pernah juga sampai Rafa gatal-gatal di sekeliling bekas operasinya, tapi sudah diberikan salep untuk sembuhkan gatalnya,” pungkasnya. (DI)

Posting Terkait