SINTANG, SKR.COM – Negara Indonesia sangat luas, dimana memiliki 17.054 pulau dengan jumlah 1.341 suku bangsa dan terdapat 742 bahasa. Namun dari berbagai perbedaan tersebut, Indonesia masih dapat berdiri kokoh.
“Alhamdulillah sampai saat ini kita masih bersatu rukun dan damai, kita punya Pancasila yang menjaga kesatuan dan persatuan kita,” ujar Bupati Sintang, Jarot Winarno saat membuka Musyarawah III Pusat Paguyuban Warga Jawa (Puspawaja) Kabupaten Sintang, di Rumah Adat Melayu Sintang, Minggu (17/3/2019).
Yang paling penting kata Jarot adalah, karena tumbuh kesadaran kolektif dari semua masyarakat. Kesadaran bersama bahwa adat istiadat, budaya bahasa harus dijunjung tinggi.
“Sebagaimana masyarakat berbudaya yang selalu berhubungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” terangnya.
Seluruh budaya dan adat istiadat, menurut Jarot, mengatur bagaimana masyarakat berhubungan dengan sesama masyarakat, sesama individu dengan budaya-budaya yang lain secara rukun dan damai. Dan juga mengatur, bagimana manusia berhubungan dengan alam semesta.
“Sehingga dengan diangkatnya adat istiadat, akan memperkokoh kesatuan dan persatuan. Dengan begitu, Indonesia masih berdiri kokoh hingga saat ini,” terangnya.
Jarot juga menjelaskan, bahwa di Kabupaten Sintang banyak sekali suku, bangsa sebagai kekayaan masyarakat. Ini harus selalu dijunjung tinggi sebagai kebanggaan.
“Kita di sini selalu hidup berdampingan, rukun dan damai, jaga ini hingga akhir hayat,” pintanya.
Ditempet terpisah, saat dihubungi media ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Terry Ibrahim mengatakan, bahwa perbedaan merupakan suatu anugerah yang diberikan Tuhan terhadap umatnya. Dari perebedaan tersebutlah terbangun rasa toleransi dan saling menghormati.
“Bagaimana kita di Indonesia ini, khususnya di Kabupaten Sintang bisa hidup rukun berdampingan walaupun berbeda, karena kita saling menghormati satu sama lain,” ujarnya.
Kesadaran masyarakat, kata Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sangat tinggi akan perbedaan tersebut. Tak memandang suku, ras dan agama, warna kulit dan lain sebagainya, mereka akan tetap menghormati satu dengan yang lainnya.
“Contohnya di Kabupaten Sintang ini, setiap ada hari-hari besar keagamaan dan juga peringatan adat budaya, satu sama lain saling menghormati, bahkan saling membantu untuk menyukseskannya,” terangnya.
Dari situ, kata Terry tergambarkan betapa indahnya kehidupan masyarakat yang saling rukun hidup berdampingan, saling menghormati dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya di atas perbedaan.
“Kita harapkan rasa saling toleransi dan menghargai dibalik perbedaan ini selalu terjaga hingga ke anak cucuk kita kelak, sehingga Indonesia akan tetap berdiri kokoh di atas perbedaan,” jelasnya.
Maka dari itu, ia mengimbau tanamkan sifat-sifat tersebut sejak dini ke generasi penerus bangsa, sehingga ke depan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan selalu terjaga tanpa ada perpecahan. (*)