Tolong Dong! Pupuk Mahal di Sintang

Anton Isdianto, Anggota DPRD Sintang

SINTANG, SKR – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Anton Isdianto mengatakan bahwa banyak masyarakat di daerah pemilihannya (dapil) khususnya Kecamatan Sungai Tebelian mengeluhkan mahalnya harga pupuk di pasaran. Ia meminta pemerintah turun tangan menyikapi keluhan petani.

“Tak hanya di daerah Ketungau yang merupakan perbatasan Sintang-Malaysia, petani di Kecamatan Sungai Tebelian juga mengeluhkan mahalnya harga pupuk.
Kondisi ini diungkapkan warga saat saya melaksanan reses di daerah pemilihan belum lama ini. Reses dilaksanakan di Desa Mantir, Desa Kajang Baru dan Desa Merarai 1, Kecamatan Sungai Tebelian,” kata Legislator yang juga anggota Komisi B DPRD Sintang

Menurut Anton, kelangkaan pupuk saat ini sudah menjadi masalah nasional. Karena banyak daerah di Indonesia mengeluhkan hal yang sama. Termasuk juga di Kabupaten Sintang. Oleh karena itu Anton meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang Sintang turun tangan. “Salah satu solusinya saran saya sih dengan melakukan pengadaan pupuk subsidi untuk petani. Pengadaan pupuk ini bisa bekerjasama dengan pihak terkait. Contohnya dengan meminta bantuan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Upaya untuk membantu petani harus dilakukan pemerintah. Karena sekarang ini memang pupuk subsidi langka sekali,” kata dewan dari dapil Kelam Permai, Sungai Tebelian dan Dedai.

Petani di daerah perbatasan Sintang-Malaysia mengeluhkan tingginya harga pupuk sebulan terakhir ini. Pemerintah diminta turun tangan, mengingat harga pupuk dianggap tidak manusiawi. “Di Ketungau, harga pupuk NPK Mutiara kemasan 50 kilogram sudah diatas Rp 600 ribu per karung. Harga ini sudah sangat tak manusiawi. Karena harga normal dikisaran Rp 400 ribu,” keluh Siman Lukas, petani lada di Desa Tirta Karya, Kecamatan Ketungau Tengah, belum lama ini.

Harga pupuk yang kelewat tinggi, ungkap Siman Lukas, sudah terjadi sekitar sebulan terakhir ini. “Sebelum Sintang dilanda banjir besar, harga pupuk di perbatasan sudah sangat tinggi. Padahal, sebelumnya kanaikan harga paling dikisaran Rp 500 ribu untuk jenis NPK Mutiara 50 kilogram,” ungkapnya.

Tingginya harga pupuk, sangat dikeluhkan warga perbatasan yang menjadi petani lada maupun petani sawit. Mengingat, pupuk sangat diperlukan untuk mendongkrak hasil pertanian. Sementara itu, pupuk dari negeri Jiran juga tak bisa menjadi solusi. “Pupuk Malaysia harganya agak stabil. Tapi barang susah masuk. Kita berharap pemerintah memberi perhatian terhadap suplai pupuk ini hingga ke perbatasan,” harap Siman Lukas.

Posting Terkait