SINTANG, SKR – Untuk mengatasi masalah kelistrikan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny mengungkapkan persoalan di Sintang tidak cukup dana untuk menganggarkan pengadaan tiang dan kabel listrik. Memang sumber listriknya mampu dari PLTU. Maka besar harapan pada PLN agar mengalokasikan anggaran untuk pelebaran jaringan yaitu tiang dan kabel hingga pedalaman maupun daerah perbatasan.
Florensius Ronny kemudian mengungkapkan bahwa sebagian besar desa-desa di daerah perbatasan belum menikmati listrik negara.
Penyebabnya tentu bermacam-macam. Salah satunya jauhnya sumber listrik. Saat ini, daerah yang teraliri listrik negara hanya desa-desa terdekat dengan pusat kota kecamatan. Kemudian untuk desa-desa yang jauh, paling pemerintah daerah bekerjasama dengan pihak desa memberikan melakukan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” ungkapnya.
Ronny selanjutnya menyampaikan sebuah analogi tentang listrik di perbatasan. kalau kita analogikan sakit dengan kepala, PLTS ini sebagai obat penahan rasa sakit. Tapi sakitnya belum hilang. Saat ini pengadaan PLTS dengan panel surya sudah dilakukan, namun belum semua desa sudah dapat bantuan PLTS tersebut. Sementara meski di Kota Sintang sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk mensuplai kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Sintang. Namun untuk mengaliri hingga ke daerah perbatasan seperti Kecamatan Ketungau Hulu, tentu perlu anggaran yang sangat besar dari pemerintah pusat. Anggaran itu diperlukan untuk pengadaan tiang dan kabel untuk bisa mengaliri listrik hingga selururuh pelosok Sintang.
“Masalahnya untuk sampai ke perbatasan, dari Sintang jaraknya sangat jauh. Karena harus melewati Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Ketungau Tengah hingga Kecamatan Ketungau Hulu. Makanya untuk listrik ini hampir seluruh desa di daerah perbatasan kayaknya belum teraliri listrik. Karena jaraknya yang sangat jauh,” jelasnya.