Waspada Kabut Asap Dan Karhutla

MELAWI, SKR.COM – Kemarau panjang belakangan ini banyak terjadi kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Melawi. Penyebab nya pun bermacam-macam, mulai dari akibat puntung rokok, pembukaan lahan serta yang lainnya.

Akibatnya, kesehetan udara semakin buruk, karena kabut asap yang menyelimuti. Bahkan, akibat dari pada itu aktivitas belajar mengajarpun terganggu. Sebab Pemerintah Melawi terpaksa mengeluarkan beberapa kali surat edaran meliburkan pelajar karena tak ingin kesehatan para pelajar di Melawi terkena dampak asap tersebut.

Hendergi Januardi Usfa Yursa selaku Wakil Anggota DPRD Melawi sementara mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Untuk itu dirinya mengajak semua pihak agar sama-sama mewaspadai kejadian Karhutla dan kondisi kabut asap. Masyarakat diharaopkan tidak membakar lahan mengingat cuaca yang panas dan tidak adanya hujan selama satu bulan terakhi ini.

“Musim kemarau seperti ini mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terjadinya Karhutla yang dapat mengakibatkan kabut asap dan kerugian lainnya. hal itu juga untuk mencegah dan mitigasi bencana kabut asap di Melawi semakin parah,” ungkapnya, Minggu (22/9/19).

Kemarau panjang, maka harus sama-sama bisa menjaga. Jaga alam, hutan, gunung dan sungai sebagai sumber mata air.

“Kita jaga alam, maka alam akan menjaga kita. Apabila sudah terjadi Karhutla maka selain berhadapan dengan hukum juga akan berdampak yang tidak baik terhadap kesehatan. Kabut asap akan memberikan kerugian di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi,” ujarnya.

Legislatir PAN tersebut mengatakan kondisi saat ini juga sangat membuat repot berbagai pihak terkait. Seperti Satgas Gabungan Karhutla yang harus bekerja keras melakukan pemadaman api dimana-mana.

“Kita harus sangat berterimakasih kepada Satgas Karhutla. Pengorbanan mereka memadamkan api patut diapresiasi,” paparnya.

Pria muda yang akrab disapa Ogi itu juga menyarankan, masyarakat agar tidak keluar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting, agar terhindar dari paparan debu asap. Jikapun keluar rumah, haruslah gunakan masker.

Dampak dari buruknya kualitas udara akibat karhutla kini mulai dirasakan oleh masyarakat yang tempat tinggalnya terpapar oleh kabut asap.

“Akibat dari paparan kabut asap ini, bissa menyebabkan sejumlah penyakit,” katanya.

Sejumlah penyakit yang mengintai akibat paparan kabut asap Karhutla berdasarkan Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan yakni Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Walau penyebabnya adalah virus, paparan kabut asap yang intens dapat melemahkan kemampuan paru dan saluran pernapasan untuk melawan infeksi. Sehingga meningkatkan risiko seseorang terkena ISPA, terutama anak-anak dan lansia.

Kemudiann asma, salah satu penyebab asma ialah buruknya kualitas udara. Kabut asap akibat Karhutla membawa partikel berukuran kecil yang dapat masuk ke saluran pernapasan dan mengganggu sistem pernapasan. Partikel itu dapat membuat asma muncul atau bertambah parah.

Kemudian penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK merupakan penyakit radang paru, salah satu jenisnya ialah bronkitis. Kabut asap dapat memperburuk kinerja paru-paru dan dalam jangka panjang dapat memunculkan PPOK.

Selanjutnya penyakit jantung, kabut asap mengandung partikel mini yang dikenal dengan PM2,5. Saking kecilnya, partikel ini bisa masuk ke saluran pernapasan. Jika terus-terusan terpapar, penelitian menunjukkan seseorang dapat mengembangkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kemudian penyakit lainnya adalah Iritasi. Tak perlu waktu lama, paparan kabut asap dapat berpengaruh langsung dan menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung. Termasuk memicu timbulnya sakit kepala hingga alergi. Iritasi ditandai dengan kemerahan, gatal, kering, hingga radang.

“Selain terus menggunakan masker, dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Sebaiknya mengonsumsi lebih banyak air putih. Sebagaimana himbauan dari kementerian kesehatan, agar tidak terkena penyakit akibat kabut asap,” pungkasnya. (DI)

Posting Terkait