SINTANG, SKR.COM – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J mengungkapkan intervensi penyediaan air minum dan sanitasi yang layak serta perubahan perilaku, berkontribusi banyak dalam pencegahan stunting, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
“Masalah ketersediaan air bersih juga sangat erat kaitannya dengan isu pembangunan manusia, terutama kesehatan. selain stunting, sanitasi buruk dan kurangnya ketersediaan air bersih juga menyebabkan penyakit lain seperti diare,” ujar Yustinus J saat membuka kegiatan Pemaparan Safe Drinking Water Treatment Project (Air Project) dan Workshop Percepatan Penurunan AKI, AKB, dan Stunting serta Percepatan Universal Akses Air dan Sanitasi di Aula Pertemuan Serantung Water Park Sintang, Kamis, 22 April 2021.
Dikatakan Yustinus, Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menaruh perhatian besar terhadap upaya pencegahan masalah kesehatan seperti stunting, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
“Hal ini membutuhkan kerjasama semua pihak sesuai peran dan tupoksinya, bergerak bersama mengatasi kesehatan, dengan program ini maka diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih sehat dengan mengelola sanitasi,” tegas Yustinus J.
Sementara Margaretta Siregar, Area Program Manager Melawi Sintang Wahana Visi Indonesia dan jajaran Wahana Visi Indonesia mengatakan pihaknya ingin membantu menurunkan stunting di Kabupaten Sintang yang mana air dan sanitasi memberikan kontribusi penting untuk membuat anak-anak menjadi sehat dan menurunkan stunting.
“Program ini mulai kami laksanakan sejak 1 Januari 2020 sampai Desember 2020, namun kami perpanjang hingga April 2021 ini karena terhambat pandemic Covid-19,” kata Margaretta.
Dituturkannya, banyak sekali tantangan dalam pelaksanaan program ini. Salah satunya ialah pandemi Covid-19. Ia menyebut dampak dari Covid-19 banyak perencanaan yang berubah, bahkan ada yang dibatalkan.
“Tujuan kami bukan untuk membagikan produk penjernih air saja, tetapi poin kami adalah mengedukasi masyarakat untuk bisa mengolah air biasa menjadi air minum pada masyarakat yang biasa menggunakan air sungai dan air hujan untuk di minum sehari-hari,” terang Margaretta. (*)