12 Hari Beroperasi, Pos Sepulut Temukan 49 Positif Covid-19

Kepala BPBD Kabupaten Sintang, Bernhard Saragih.

SINTANG, SKR.COM – 12 Hari sudah beroperasi Posko Covid-19 Kabupaten Sintang di Desa Sepulut Kecamatan Sepauk sudah menghentikan total kendaraan roda dua dan roda empat adalah 1.601 unit, dan melakukan tes swab antigen terhadap 2.333 orang dengan hasil 2.285 orang negatif dan 49 orang positif terinfeksi Covid-19.

“Dalam rangka memonitor kesehatan seluruh petugas jaga Posko Covid-19 Kabupaten Sintang di Desa Sepulut, maka kita akan lakukan tes swab antigen kepada seluruh petugas di Posko dalam rangka deteksi dini penyebaran Covid-19,” kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sintang yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang, Bernhard Saragih, Selasa 18 Mei 2021.

Sementara itu Bupati Sintang, Jarot Winarno saat mengunjungi Posko Covid-19 di Desa Sepulut Kecamatan Sepauk pada Senin, 17 Mei 2021 berbincang-bincang dengan petugas piket yang akan bekerja mulai Senin, 17 Mei 2021 jam 19.00 WIB hingga Selasa, 18 Mei 2021 jam 07.00 WIB.

Dalam bincang-bincang tersebut, Bupati Sintang memberikan motivasi dan dukungan moril kepada seluruh petugas piket agar tetap semangat dalam menjalankan tugas seiring dengan dilakukannya perpanjangan waktu operasional Posko Covid-19 Kabupaten Sintang di Desa Sepulut Kecamatan Sepauk.

“Petugas harus tetap semangat dalam bekerja. Protokol kesehatan juga jangan dilupakan. Percayalah buah dari kerja keras kawan-kawan semua, kasus kita menurun dan juga kawan-kawan ni besar pahalanya nanti,” ucap Jarot.

Jarot berharap angka kasus di Bumi Senentang segera turun dengan di fungsikannya pos sepulut ini secara terus menerus. Terlebih juga pada dua minggu terakhir ini kasus di sintang juga sudah mulai menurun. Namun demikian juga harus tetap waspada, dengan menyiapkan segala fasilitas di tempat karantina guna mengantisipasi lonjakan kasus lagi.

“So far sih terkontrollah. Wajarlah ada dampak ekonomi, ada yang protes juga, karena makin ketat kita melakukan PPKM mikro, makin ketat kita jaga pintu gerbang masuk pasti dampak ekonominya ada. Kalau kita kendorkan resiko kasus meningkat,” pungkasnya. (*)

Posting Terkait