2019 Distankan Melawi Usulkan 200 Haktar Pembukaan Lahan Sawah

MELAWI, SKR.COM – Kepala Dinas Pertanian dan perikanan (Distankan) Melawi, Oslan Junaidi mengatakan, pada tahun 2019 ini, pihaknya mengusulkan 200 hektare pembukaam lahan untuk program cetak sawah. Program tersebut merupakan lanjutan dimana sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Ratusan hektare sawah baru dibuka dan sebagian diantaranya sudah mulai rutin menghasilkan gabah.

“di tahun 2018 pembukaan lahan yang dilakukan kurang lebih 100 hektare. Nah, pada tahun 2019, kita usulkan 300 hektare, namun sepertinya yang bisa direalisasikan hanya 200 hektare. Sekarang masih dalam proses pendataan dimana saja lokasi untuk cetak sawah ini,” ujarnya, Jumat (25/1).

Lebih lanjut Oslan menuturkan, untuk lokasi cetak sawah yang akan dibuat diantaranya di wilayah kecamatan Ella Hilir, Nanga Pinoh, Belimbing dan Pinoh Utara. Potensi sawah di kecamatan tersebut masih terbilang tinggi.

“Hanya kendalanya ini yang menjadi persoalan sehingga kita sulit membuka sawah disana. Ada usulan masyarakat untuk membuka cetak sawah terbentur dengan status kawasan hutan. Ada juga lahan yang masuk HGU perusahaan atau justru masuk hutan lindung,” ujarnya.

Oslan mengatakan, program cetak sawah yang digulirkan pemerintah pusat bersama TNI kerap kali terbentur berbagai persoalan tersebut. Sehingga dinas pertanian kesulitan untuk mencari lahan yang benar-benar bersih dari status kawasan atau areal perkebunan. Status lahan ini membuat terkadang cetak sawah dilakukan dengan spot-spot kecil, ada yang hanya tiga hektare dalam satu hamparan atau lima hektare saja.

“Padahal usulan masyarakat ini banyak sekali yang meminta agar program cetak sawah bisa masuk ke desa mereka. Bahkan ada lahan yang hanya lima hektare. Karena melihat contoh sejumlah kelompok tani yang sudah berhasil. Seperti yang program cetak sawah 2017 lalu, sudah ada yang panen,” katanya.

Oslan memaparkan, cukup banyak petani yang bisa memanfaatkan program cetak sawah untuk menghasilkan padi lebih baik ketimbang pertanian tradisional atau konvensional. Di awal, memang hasil panennya tidak terlalu menggembirakan, yakni pada kisaran 1,8 ton per hektare. “Namun, tahun lalu sudah ada yang mampu 3,5 ton per hektare. Misalnya di Desa Semadin Lengkong,” terangnya.

Pada 2018, Oslan mengungkapkan Melawi hanya mendapat 100 hektare cetak sawah. Ada tujuh titik lokasi sawah baru yang dibuat. Saat ini juga sudah mulai melakukan tanam bersama. “Tanam bersama ini sudah selesai untuk 2018. Sekarang baru memasuki musim tanam tahap pertama,” pungkasnya. (DI)

Posting Terkait