SINTANG, SKR.COM – Sembilan Kepala Keluarga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang di evakuasi oleh Pemkab Sintang kemarin mengaku kebingungan.
“Bagaimana tidak mas, kami di Jawa tak punya tanah sama rumah lagi, semuanya sudah kami jual ketika kami hijrah ke Kalimantan”, terang Rohim.
Lanjut Rohim, dulunya pernah bergabung di organisasi tersebut, namun setelah berada di Sintang, kami tidak lagi berada di organisasi ini karena Organaisasi Gafatar telah bubar.
“ Kami juga bingung karena kami sudah bubar dan sudah lama tidak mensosialisasikan Gafatar lagi, tiba-tiba ada informasi buruk mengenai Gafatar,” jelas Rohim.
Terkait keberadaannya bersama rekan-rekan eks Gafatar, di Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar, Rohim mengatakan tujuannya untuk bercocok tanam, maksud mereka tinggal bersama agar memudahkan menggarap tanah pertanian.
“Tujuan kami kesinikan untuk bertani,tidak ada tujuan lain, kami pun bergaul baik dengan masyarakat,dan identitas kependudukan kami jelas”, kata Rohim.
Sekedar diketahui, kemarin (Selasa-Red) Pemkab Sintang di Backup TNI dan Polri mengevakuasi 45 eks anggota Gafatar di Kecamatan Binjai Hulu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan.
Saat ini, 45 orang tersebut di tempatkan di Loka Bina Karya (LBK) di Jalan YC. Oevang Oeray Sintang. (DD)