SINTANG, SKR.COM – Bupati Sintang, Jarot Winarno meminta masyarakat di Bumi Senentang untuk tidak takut divaksin. Sebab vaksin aman dan halal.
Hal tersebut disampaikannya saat mendeklarasikan Desa Betung Permai, Kecamatan Ketungau Hilir sebagai Desa Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan, Senin 28 Juni 2021 lalu.
“Kemarin Gebyar Vaksinasi di Kota Sintang itu satu titik bisa mencapai 300 orang yang divaksin, bahkan 400 orang. Semua masyarakat ini mau divaksin, vaksin ini halal dan aman, namanya orang di suntik, kalau pegal-pegal itu biasa. Namanya imunisasi, kepada anak kita pun kadang-kadang demam sedikit itu biasa, jadi kalau ada efek samping itu hal yang biasa,” kata Jarot.
Menurut Jarot, vaksin itu nyaman, halal, gratis, mudah, yang penting ada KK, KTP, mau KTP dari Empura vaksinasi di Serangas, mau orang Serangas pun boleh datang langsung ke GOR, Lapangan Basket, atau fasilitas yang menyediakan vaksin.
“Sekarang semuanya dipermudah, sebab Amerika bisa lepas masker, nonton basket, di Australia. Karena negara tadi itu tingkat vaksinasinya sudah mencapai 80 persen, kalau sudah 70 persen, divaksinasi akan menjadi imunitas kelompok (herd imunity), sebelum vaksinasi mencapai 70 persen harus tetap melaksanakan Protokol Kesehatan 6 M tadi,” terang Jarot.
Jadi kalau itu dilakukan, dihitung-hitung, Presiden menargetkan 1 Juta Vaksinasi per hari mulai Juli, tapi kemarin 1,3 Juta dapat sehingga Agustus menaikkan target untuk 2 juta vaksinasi perhari, seluruh Indonesia merata, di Sintang yang sudah pernah divaksinasi sudah 11persen lebih, jadi 260.000 yang harus divaksin.
Sekarang sudah tervaksinasi 27.000 lebih, tetapi yang vaksinasi lengkap (sudah 2x vaksin) baru sekitar 7 persen atau baru 8.000 lebih. Pemkab Sintang kejar target 260.000, Jarot yakin bulan Desember 2021 akan tercapai target. Ia juga minta warga jangan takut, cemas, pada akhirnya akan baik-baik saja, akan tetapi masyarakat diminta kesabaran dan rela berkorban melakukan 6 M tadi.
“Sambil desa kita jaga, segera pulihkan ekonomi, kalau kita takut begini, takut begitu, nanti kita meninggal bukan karena corona tetapi meninggal karena lapar. Jadi kita harus dipulihkan lagi. Saat corona ini, sektor yang masih berkembang dengan bagus adalah pertanian dan perkebunan, kalau menoreh karet itu jaraknya agak jauh, lalu kita berjemur kena matahari memperkuat tubuh kita, pertanian perkebunan tetap hidupkan, ekonomi pulihkan, kemudian lagi, pembangunan kita lanjutkan,” pungkasnya. (*)