SINGKAWANG, SKR.COM – Mendapat alokasi pertanian dengan metode Hazton untuk 3.000 hektare lahan pada 2016. Selain metode, para petani juga akan mendapat dukungan pupuk. Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Provinsi Kalbar, Hazairin menuturkan Singkawang berpotensi menjadi lumbung bagi kawasan sekitarnya.
Rencana ini ia sampaikan ketika melakukan panen di kawasan Sanggau Kulor, Kecamatan Singkawang Timur, tepatnya di areal pertanian Kelompok Tani Bukit Nunga yang telah menggunakan metode Hazton.
Melalui metode ini pula petani Bukit Nunga bisa meningkatkan hasil panennya dari saban tahun rata-rata 3 ton per hektare menjadi 7 ton. “Kita berkeinginan menjadikan Singkawang sebagai Kota Hazton, seluruh lahan pertanian akan menggunakan metode ini,” kata Hazairin di Sanggau Kulor, Rabu (10/2/2016). “Petani yang menggunakan metode Hazton harus mengikuti pola dan cara yang standar, sebab tidak jarang kegagalan metode ini disebabkan oleh petani yang abaikan pola ini”.
Untuk kawasan Singkawang Timur, kata Hazairin, sejak dia menjadi petugas lapangan pada tahun 80an, rata-rata produksi petani per hektare 3,1 ton. “Ini adalah upaya kita meningkatkan produktifitas, jika dilhat dari cara pengolahan tanah, metode yang diterapkan menanam 20 bibit, disini saya rekomendasikan bisa 40 bibit, jangan malas mengikuti pola,” katanya.
Kata dia, metode ini sudah sukses dibeberapa lokasi, angka tujuh ton sendiri masih terbilang kecil dibanding lokasi tanam di Sedahan di Kabupaten Kayong Utara yang berhasil mencapai 16 ton per hektarenya.
Singkatnya, metode Hazton adalah metode yang dikembangkan oleh Hazairin bersama Anton Kammarudin berupa rekayasa pembentukan rumpun padi secara padat agar bisa bermalay semuanya. Teknologi ini diyakini dapat meningkatkan produksi dua kali lipat hingga lebih, dan telah terbukti disejumlah daerah termasuk di Sanggau Kulor, Singkawang Timur.(Rls)