SINTANG, SKR.COM – Beberapa Anggota DPRD Kabupaten Sintang turut hadir dalam kegiatan peresmian Rumah Adat Rio Nato dan Gawai Nyelepat Taun di Desa Sirang Setambang Kecamatan Sepauk, Selasa (30/05/2017).
Mereka yakni Ketua DPRD Sintang Jeffray Edward, dan Anggota DPRD Dapil Tempunak-Sepauk, Agustinus dan K Daniel Banai.
Jefrray Edward yang juga Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan gawai dan peresmian rumah adat di desa ini. Jeffray menilai semangat masyarakat di sana sangat besar untuk membangun dan mendirikan rumah adat sebagai tempat bertemu.
“kita berharap dengan adanya rumah adat ini, kebersamaan terus terpelihara, adat-istiadat dan seni budaya lokal terus terlestarikan,” harap Jeffray.
Saat ini disampaikan Jeffray di Sintang juga tengah dibangun rumah betang, “mudah-mudahan tahun depan sudah bisa digunakan,” imbuhnya.
DAD Sintang juga terang dia sedang bekerja mempersiapkan pelaksanaan gawai Dayak tingkat kabupaten.“Kepanitiaan sedang bekerja keras melakukan persiapan gawai yang direncanakan dimulai pada 5 Juli nanti,”tandasnya.
Anggota DPRD Sintang Agustinus Aci mengatakan sebagai orang Sekujam patut merasa bangga dengan berdirinya rumah adat di Desa Sirang Setambang. Politisi PDI Perjuangan ini meminta Rumah adat Rio Nato, dipelihara dan digunakan dengan baik.
“bangunan sudah ada, tinggal kita pelihara dan gunakan dengan baik, kadang-kadang membangun mudah, tetapi memeliharanya sulit,” kata Agustinus.
“Gunakan rumah adat ini untuk melestarikan seni budaya seperti pengembangan seni anyaman,” pintanya.
Perihal usulan pembangunan dari masyarakat, kata Agus tetap menjadi perhatian pihaknya selaku wakil rakyat,” kita menyambut baik aspirasi dari masyarakat dan akan kita tampung sesuai kemampuan yang kita miliki,” pungkasnya.
Semntara K. Daniel Banai mendorong masyarakat adat supaya terus memperkuat diri untuk mempertahankan adat istiadat.
“Identitas, mengenal nilai adat dan harus membentuk wilayah masyarakat adat. Kalau wilayah adat habis, gawai akan hilang. Kita harus bersatu menjaga seni budaya kita” imbuhnya.
Sabinus Kakau Ketua Panitia Pembangunan Rumah Adat Rio Nato menjelaskan bahwa pembangunan rumah adat sudah dirancang sejak Agustus 2015 lalu. Pembangunan Rumah Adat Rio Nato kata dia bersumber dari Alokasi Dana Desa Tahun 2015, Alokasi Dana Desa Tahun 2016 dan hasil pengelolaan tanah kas desa dengan total dana 169 juta.
Dana tersebut sudah dipakai untuk pembelian bahan, upah tukang dan konsumsi sebesar 167 juta sehingga ada saldo dana 1,6 juta.
“Terima kasih bantuan banyak pihak sehingga rumah adat ini bisa selesai. Kami bersyukur atas selesainya rumah adat dan atas hasil panen pada musim berladang kemarin,” ucap Sabinus Kakau. (Tim)