SEKADAU, SKR.COM – Ruas jalan antara Desa Tabuk-Balai Sepuak, Kecamatan Belitang Hulu saat ini dalam kondisi mengenaskan. Akibat diguyur hujan bertubi-tubi, muncul kubangan lumpur di beberapa titik di ruas jalan ini.
Mulyadi, salah satu warga Tabuk mengatakan, ada dua titik jalan yang mengalami kerusakan sangat parah, yakni di Menengut dan Bukit Amoy. Di dua tempat ini, ada kolam lumpur di tengah jalan yang mirip kubangan kerbau.
“Dua tempat itu yang paling parah, kedalaman lumpur sampai setengah meter,” ujar Mulyadi ditemui di Sekadau, kemarin.
Akibat kerusakan jalan, arus transportasi di wilayah tersebut terhambat. Kendaraan roda dua maupun roda empat sangat kesulitan saat melintas di lokasi yang terdapat kubangan lumpur, terlebih saat hujan turun.
Mulyadi menceritakan, beberapa hari lalu ia sempat melintas wilayah tersebut menggunakan kendaraan roda empat. Namun, mobil yang ia dan rekan-rekannya tumpangi terbenam saat lewat di kubangan lumpur. Tak jarang, kendaraan roda empat yang amblas harus ditarik menggunakan alat berat agar dapat keluar dari kubangan.
“Kalau mobil biasa tidak bisa lewat, harus tarik pakai alat berat. Badan pun lumpur semua,” tutur Mulyadi yang biasa dipanggil Tacak.
Kerusakan jalan berdampak pada lambatnya arus transportasi. Jika biasanya perjalanan dari Sekadau menuju Balai Sepuak dapat ditempuh dalam empat jam, kini bisa lebih lambat dua kali lipat hingga delapan jam lamanya.
Ruas jalan Tabuk-Balai Sepuak yang banyak mengalami kerusakan berada dalam areal investasi PT Grand Utama Mandiri (GUM). Tahun 2013 lalu, dibangun kesepakatan antara pemkab Sekadau dengan empat perusahaan perkebunan kelapa sawit di wilayah Kecamatan Belitang Hilir, Belitang dan Belitang Hulu. Kala itu, masing-masing perusahaan bersedia membantu perawatan ruas jalan yang berada dalam kawasan investasi masing-masing.
Namun, kerusakan jalan ruas Tabuk-Balai Sepuak yang masuk areal PT GUM sampai sekarang belum mendapat penanganan dari perusahaan tersebut. Tak ayal, masyarakat pun menagih komitmen perusahaan anak Lyman Group itu.
“Belum ada perbaikan dari PT GUM. PT GUM harus peduli dengan kami warga sekitar,” desak Mulyadi Tacak. (Yahya)