SINTANG, SKR.COM – Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Sintang masih mengandalkan Komoditi karet untuk menunjang perekonomian keluarga. Namun sangat disayangkan harga karet beberapa tahun terakhit tidak mampun untuk mendongkrak perekonomian masyarakat Sintang.
Pina, satu dari sekian petani karet yang ada di kecamatan Tempunak merasa kecewa lantaran harga karet di Kecamatan Tempunak hanya berkisar Rp 5000 hingga Rp 7000 per Kg. Sementara harga kebutuhan pokok seperti beras mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga karet.
“Kalau hanya mengandalkan Komoditi karet, tidak mampu menopang perekonomian. Kami harus melakukan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujarnya, kepada media ini, kemarin.
Pina berharap harga karet dapat mengalami perubahan yang cukup baik, Ia berharap pemerintah merespon keluh kesah petani karet dengan mencari solusi agar harga karet bisa naik.
“Tentu kerinduan kami harga karet bisa naik, setidak – tidaknya bertahan di angka Rp 10.000/kg, kalau bisa lebih tinggi lebih bagus lagi,” harapnya.
Pina menjelaskan dulu harga karet pernah menyentuh Rp 20.000/ kg, namun tidak bertahan lama, entah apa penyebabnya hingga sekarang jauh merosot,” keluhnya.
Menurut Pina bila pemerintah punya opsi lain yang dapat dikembangkan masyarakat di sektor pertanian dan perkebunan agar disosialisasikan.
“Pemerintah harus berikan contoh, kalau ada potensi atau komoditi lain yang bisa dikembangkan masyarakat. Karena tidak semua masyarakat di Sintang ini paham tata cara pengembangan komoditas selain karet,” ujarnya.
Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Sintang Kusnadi juga mengharapkan pemerintah dapat mencari solusi agar harga karet bisa meningkat.
“Kita minta pemerintah untuk mencari solusi agar harga karet bisa naik minimal Rp 15-20 ribu per kilogramnya” pinta Kusnadi.
Kusnadi mengharapkan pemerintah melalui instansi terkait kiranya dapat membantu petani untuk meningkat mutu karet. Pasalnya Saat ini kualitas/mutu karet masyarakat masih rendah dan berdampak pada harga itu sendiri.
“Pemerintah, melalui penyuluh pertanian harus mengedukasi kan kepada masyarakat petani karet bagaimana menghasilkan karet yang berkualitas, sehingga bisa bernilai tinggi,” harapnya.
Menurut Kusnadi wajar bila masyarakat mengeluhkan harga karet saat ini, karena faktanya memang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kusnadi juga menilai upaya pemerintah memperjuangkan petani karet masih jauh dari optimal.
“Ini harus jadi perhatian pemerintah, kalau harga karet tidak ada perubahan perekonomian masyarakat akan semakin melorot,” ujarnya. (Rd)