SINTANG, SKR – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Jhon Xifli menuturkan bahwa penyakit gugur daun yang menyerang tanaman karet petani dialami sejak dua atau tiga tahun lalu di Desa Tanjung Balai Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang. Penyakit ini membuat produksi karet petani mengalami penurunan hingga 50 persen.
Meski masalah tersebut sudah lama dikeluhkan masyarakat. Bahkan pernah disampaikan ke pemerintah Kabupaten Sintang, salah satunya melalui Pandangan Umum Fraksi DPRD Sintang saat rapat paripurna, namun keluhan masyarakat itu tidak pernah direspon oleh instansi terkait. Parahnya lagi tidak ada juga petugas yang turun ke lapangan.
Makanya Legislator muda dari dapil Sepauk-Tempunak ini meminta petugas Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang turun ke lapangan. Paling tidak bisa mensosialisasikan ke petani terkait seperti apa cara mengatasi penyakit jamur yang dikeluhkan itu. Mengingat jika tahun-tahun sebelumnya penyakit gugur daun pada tanaman karet terjadi secara musiman. Yang terjadi sekarang malah tidak seperti ini. Penyakit gugur daun pada karet justru terjadi berkepanjangan. Bahkan ketika musim hujan pun penyakit gugur daun pada tanaman karet tetap ada.
“Saya mohon pemerintah responsif menanganinya. Tindaklanjut dari pemerintah untuk mengatasi penyakit gugur daun sangat diharapkan petani karet. Agar masalah itu bisa diatasi dan hasil produksi kembali meningkat. Penanganan dan pendampingan dari pemerintah melalui petugas sangat penting. Agar petani mendapatkan pemahaman maupun edukasi mengenai cara mengatasi masalah yang terjadi. Sayangnya, edukasi yang diharapkan ini tak pernah disampaikan, baik itu dari petugas PPL maupun penyuluh. Belum ada yang petugas yang menyampaikan ke petani soal masalah ini. Ini nama penyakitnya. Seperti ini penanganannya. Karena tidak ada penanganan dari pemerintah, petani karet di kampung hanya bisa pasrah dengan penyakit karet yang ada. Jadi solusinya belum ada,” bebernya.