SINTANG, SKR.COM – Setakat ini, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kepadatan penduduk besar di dunia. Kondisi ekonomi masyarakat yang beragam menimbulkan kesenjangan sosial di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan yang tidak merata di seluruh pelosok nusantara yang menjadikan reputasi pelayanan kesehatan di negeri ini dinilai buruk di mata masyarakat ekonomi kelas bawah.
Saat ini, kemajuan dan keberhasilan pelayanan kesehatan dan bahkan pendidikan di Indonesia hanya bisa dilihat di daerah perkotaan saja. Segala fasilitas tersedia dengan lengkap, tinggal memilih saja sesuai dengan tebalnya dompet disaku celana.
Sementara bagaimana dengan daerah, khususnya di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang notabene masih masuk wilayah Indonesia juga?.
“Perbatasan harus menjadi etalase atau jendela terhadap dunia luar, dan bukan sebagai halaman belakang yang kumuh,” ujar Melkianus, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, belum lama ini.
Melkianus menambahkan, ada persoalan pelik terkait perbatasan Indonesia, khususnya Kabupaten Sintang. Selain infrastruktur jalan dan jembatan. Masalah kesehatan dan pendidikan juga masih menghantui masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan.
Olehkarenanya, Melkianus menyarankan agar pemerintah pusat (Pempus) membangun infrastruktur jalan dan jembatan. Kemudian ihwal tersebut dikombinasikan dengan pengembangan perkebunan dan lainnya, sehingga daerah perbatasan itu dapat berkembang dan masyarakat pun dapat hidup layak.
“Yang paling penting diperhatikan lagi adalah masalah kesehatan dan pendidikan. Keduanya sama-sama memiliki persoalan yang kompleks. Sehingga ini perlu diperhatikan dan dicarikan solusi nyata,” katanya.
Jika saran di atas dijalankan dengan baik, Politisi Golongan Karya (Golkar) ini berpendapat perbatasan Indonesia bukan saja aman, tetapi masyarakatnya dapat hidup lebih sejahtera. “Pemerintah pun akan memperoleh keuntungan dari geliat ekonomi yang akan muncul,” pungkasnya.