SEKADAU – SKR: Jembatan merupakan akses penyambung dari satu daerah ke daerah lainnya, sebuah jembatan yang baru dibuat atau yang sudah ratusan tahun tentu memiliki perbedaan yang berarti, karena Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, jepang, portugis, dan sebagainya pasti ada peninggalan bersejarah yang tidka bisa kita lupakan.
Sekadau mempunyai 10 jembatan Besi dan kayu yang tersebar, dari 10 jembatan yang ada hanya satu jembatan yang memiliki sejarah yang panjang bagi penjajahan di Indonesia. Jemabatan yang terletak tepat di Dusun Penanjung, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau ini merupakan jemabatan peninggalan pada zaman belanda.
Dibangun pada tahun 1938 dan pernah mengalami masa asuram yaitu mau di Bom oleh penjajah Jepang pada tahun 1944 silam. Pembangunan jembatan tersebut diindikasikan memakai sisten kerja rodi oleh Belanda itu sangat membekas suatu karya dan rintihan penyiksaan pada waktu itu.
Pengerjaan yang berbagai macam kalangan manusia dari berbagai daerah itu, seperti Sintang, Sekadau, sanggau, Pontianak, dan lainnya. Dan memiliki panjang sekitar sekitar 90 meter dengan lebar 2,5 meter itu semua berbahan besi baja.
Saat ditemui tokoh masyarakat Dusun Penanjung dan melakukan perbincangan hangat disebuah masjid setalah salat jumat 6 November kemarin, dan letaknya tepat disamping sungai Sekadau dan berdekatan dengan jembatan yang dibuat oleh Indonesia dan Belanda itu.
“Dulu jembatan ini dipergunakan untuk transportasi ke daerah timur kalbar, aktivitas dan berhenti digunakan pada tahun 1997 silam. Karena pad atahun 1997 jembatan baru dibangun tepat disebelah jembatanbuatan belanda,”ujar Harjan,Selasa (18/11).
Dengan sebatang rokok dan minuman, ia pun menjelaskan beberapa hal yang penting berkaitan dengan historis jembatan peninggalan tersebut. “Ketika Jembatan ini masih difungsikan untuk kendaraan yang membawa alat berat dan keadaannya pun masih beraspal, aspal tersebut tidak bisa bertahan dan hancur karena aktivitas kendaraan,”ingatnya.
Warga lainnya yaitu Salehan, ia mengatakan, kondisi saat ini, memang terlihat masih utuh dan kokoh, tetapi roda empat tidak bisa dilewati roda empat hanya bisa roda dua dan sepeda saja. “Dulu setahu saja zaman orde baru jembatan ini pernah di rawat, hal waktu itu pernah di cat dan dibersihkan. Tetapi sekarang kurang diperhatikan pemerintah Sekadau padahal jembatan ini adalah aset bersejarah bagi sekadau,tuturnya.
Lalau lalang orang yang mau pergi ke Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu tentu akan melihat dengan pensaran jemabatan peninggalan sejarah tersebut, Dan jembatan ini sempat diadakan aktivitas kebudayaan masyarkaat setempat dan juga tidka terlepas adanya mitos mistik dari jembatan itu.
“Sering dilihat orang tetapi jarang sekali rawat atau diindahkan. Dulu jembatan ini pernah dijadikan acara robok-robok oleh masyarakat melayu setempat pada tahun 80-an, dan saat ini tidka pernah dilakuakn lagi. Dan jembatan ini pernah dianggap mistik dan keramat, lantaran pernah terjadi pada tahun 2000 ada seseorang bunuh diri jatuh dari jembatan dan jasadnya 2 hari baru ditemukan,”jelasnya.
Dengan demikian, ia pun berharap Harapan kedepan semoga jembatan bersejarah ini bisa diperhatikan pemerintah Sekadau. “Karena ini peninggalan sejarahnya dan tidak terlepas juga dari nilai-nilai sejarah sangat tinggi, dan jembatan ini dari pertama kali di buat masih terlihat kokoh dan kuat, paling tidak bisa memperindah jembatan ini agar bisa dijadikan tempat wisata,”tuturnya. (Yahya)