MELAWI, SKR.COM – Sudah hamper 10 tahun pembangunan jembatan Sungai Nanga Nuak yang berada diwilayah Desa Domet Permai, Kecamatan Ella Hilir, Melawi, hingga saat ini belum berfungsi karena jalan pendukung jembatan belum dibangun.
Pembangunan jembatan yang terbuat dari rangka baja dengan bentang sekitar 60 meter tersebut dibangun tahun 2008 akhirnya mubazir alias terbengkalai yang terkesan menghabiskan uang Negara saja.
Secara fisik pembangunan jembatan memang sudah selesai, namun jalan pendukung agar bisa dilalui justru belum terbangun. Jembatan Sungai Nanga Nuak sebenarnya menjadi penghubung utama antara Ella dan Menukung. Hanya, karena masyarakat selama ini lebih mengutamakan akses jalan perusahaan PT SBK, jembatan inipun akhirnya tak dilanjutkan pembangunannya.
Tahun 2014 lalu, pihak perusahaan perkebunan sawit PT Satria Manunggal Sejahtera (SMS) dan PT Bintang Permata Khatulistiwa (BPK) yang berinvestasi di Kecamatan Ella dan Menukung ingin kerjasama dengan Pemkab Melawi untuk pembangunan jalan penghubung jembatan, hingga aktivitas mobilisasi perkebunan perusahaan mereka lancar.
Keinginan PT SMS dan PT BPK ingin bekerjasama dengan Pemkab Melawi untuk membangun jalan penghubung jembatan, karena jalan PT SBK tidak boleh dilalui kendaraan kegiatan PT SMS dan PT PBK hingga saat ini. Akibat ditutupnya ruas jalan PT SBK, perusahaan juga sulit beraktivitas normal mengingat seluruh pengangkutan bibit dan pupuk melalui akses sungai.
Manajer Humas dan Legal PT BPK Abang Murni dan General Manajer Bw Plantation yang membawahi PT SMS, Abas Supardiono, saat meninjau jembatan tersebut bersama-sama dengan DPRD beserta instansi terkait Pemkab Melawi tahun 2014 lalu mengatakan, rencana untuk memanfaatkan jalan kabupaten yang sudah ada dan perusahaan siap untuk komitmen membantu pemerintah menyelesaikan pembangunan jembatan, bahkan juga untuk merawat jalan.
Dikonfirmasi kembali kepada Ketua DPRD Melawi Abang Tajudin, beberapa hari lalu mengakui bahwa pada tahun 2014 lalu ada komitmen dari PT SMS dan PT BPK untuk membantu Pemkab Melawi kelanjutan pembangunan jembatan Sungai Nuak dan pembangunan jalan pendukung.
“Harapan itu sirna seiring dengan pergantian pimpinan Pemkab Melawi dan hingga kini tak ada tindak lanjut lagi. Bahkan pada saat itu Pemkab sudah sempat menganggarkan Rp 1,5 miliar, namun gagal dikerjakan, dan kekurangan dibantu dari perusahaan sawit. Sebenarnya, dengan kolaborasi antar perusahaan perkebunan sawit dan Pemkab, persoalan infrastruktur jembatan itu dapat teratasi dan dapat difungsikan. Dulu komitmen dari perkebunan sawit sudah ada,” ungkapnya.
Tajudin menegaskan tidak menutup kemungkinan DPRD dan Pemkab Melawi akan kembali berkonsultasi kepada pihak PT SMS dan PT BPK soal kolaborasi kelanjutan pembangunan jembatan dan jalan pendukung untuk mengurangi beban anggaran dari Pemkab. “Tapi ini kan tergantung kesiapan Pemkab Melawi, mau tidak konsultasi keperusahaan itu kembali,” ucapnya.
Selain itu tambah Tajudin, dirinya berharap kepada Pemkab Melawi melalui instansi terkait untuk mencari solusi hingga pembangunan jembatan dapat dilanjutkan bersumber dana APBD Melawi tahun 2018 walaupun tak lagi dapat kerjasama dengan perusahaan sawit.
“Proses kelanjutan pembangunan jembatan Sungai Nanga Nuak ini harus menjadi salah satu prioritas Pemkab Melawi tahun 2018, sesuai dengan program Bupati Melawi ‘Membangun Mulai Dari Desa’,” tutupnya. (Edi)