MELAWI, SKR.COM – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Melawi, Syafaruddin menerangkan, hingga beberapa hari terakhir, titik api di Kabupaten Melawi terus mengalami penurunan, sebab warga yang membuka lahan baru hampir selesai dan mulai memasuki aktivitas menanam.
Hal itu berdasarkan Informasi sebaran hotspot Provinsi Kalbar berdasarkan pengelolaan data Lapan yang diterima pihaknya.
“Hotspot di Kabupaten Melawi pada hariini Rabu 25 September 2019 hingga pukul 15.00 WIB sudah tidak ada terdeteksi hotspot. Kabut asap yang masih menyelimuti wilayah Kabupaten Melawi, lantaran juga kiriman dari berbagai daerah lain,” ungkapnya saat ditemui, Rabu (25/9/19).
Menurut Syaparudin, kabut asap yang mengepung Kabupaten Melawi saat ini lebih banyak berasal dari beberapa titik api yang terpantau di berbagai wilayah Kalbar dan luar Kalbar.
“Diperkirakan kabut asap yang mengganggu pandangan ini akan benar-benar menghilang ketika sudah masuk musim penghujan. Oleh sebab itu, Ia mengimbau masyarakat waspada kabut asap,” imbaunya.
Belum menghilangnya kabut asap ini, masyarakat patut waspada, maka pihaknya mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas pembakaran, seperti membakar lahan dan sampah.
“Selanjutnya, jika kabut asap masih terlihat, gunakanlah masker bila ingin ke luar rumah. Khususnya bagi anak-anak yang paling rentan terkena dampak kabut asap. Kita berharap, hujan turun normal, agar kabut asap ini hilang,” ujarnya.
Terpisah, Camat Ella Hilir, Syaripudin mengatakan, bahwa terkhusus di wilayah Kecamatan Ella Hilir, aktivitas pembakaran lahan oleh warga diyakini sudah tidak ada, lantaran bulan ini sudah memasuki musim tanam.
“Jika kabut asap yang masih mengepung kawasan Kecamatan Ella Hilir khususnya hingga saat ini, merupakan kiriman dari daerah lain, ” ucapnya.
Akibat kabut asap yang terjadi, banyak warga yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Melawi, hingga memasuki bulan September ini diakibatkan kabut asap, tercatat sebanyak 39 warga terserang ISPA di sejumlah Puskesmas diantaranya di Puskesmas Tanah Pinoh Barat 17 penderita ISPA, Puskesmas Menukung 4 penderita dan di Puskesmas Nanga Pinoh 18 penderita.
Kepala Dinkes Melawi, dr Ahmad Jawahir mengatakan, penderita ISPA yang mayoritas mengalami gangguan pernapasan dan perih mata dibeberapa Puskesmas tersebut dari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Menurut Ahmad, rendahnya penderita ISPA di Melawi akibat kabut asap yang ditimbulkan Karhutla, dikarenakan masyarakat sudah memahami dampaknya, seperti menggunakan masker saat keluar rumah dan tidak terlalu banyak menggunakan aktivitas luar rumah.
Namun, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dampak kabut asap ini mengganggu kesehatan. “Untuk penindakan cepat, seluruh Puskesmas siap melayani warga yang terinfeksi ISPA,” pungkasnya. (DI)