SINTANG, SKR – Wakil Ketua Komisi C DPRD Sintang, Senen Maryono menyebut, dengan tidak adanya Ujian Nasional atau UN sama sekali, kualitas pendidikan malah menurun, bukan naik. Jadi sekolah juga bingung apakah pendidikan di sekolahnya naik atau tidak karena standarnya tidak ada.
“tidak adanya ujian secara nasional, akan berdampak pada hal-hal seperti ini. Misalnya terkait dengan susahnya sekolah mengukur pencapian mereka dalam dunia pendidikan setiap tahun. Karena UN tidak ada, sebenarnya kualitas menjadi tidak teraba, ya kan? Tapi saya setuju hasil ujian nasional jangan sampi menjadi satu-satunya faktor untuk menentukan kelulusan siswa. Tapi untuk mengukur seberapa pencapaian suatu daerah, harus ada standarisasinya. Kalau tidak makanya tidak terukur dan tidak teraba tadi,” kata Senen.
Tapi seperti yang disampaikanya tadi, ujar Senen, jangan sampai ujian nasional jadi penentu lulus atau tidak siswa. Karena selain hasil itu (hasil UN), ada nilai ulangan harian dan sebagai macam. Semua itu harusnya diakumulasi sebagai penentu kelulusan, bukan hanya hasil UN. “UN memang penting tapi jangan jadi penentu kelulusan. Jangan juga dihapus, itu menurut pendapat saya,” katanya.
Seperti diketahui sejak tahun 2021, Ujian Nasional (UN) secara resmi telah dihapus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Meski sudah resmi dihapus, ada yang mengganggap UN tetap penting. Bukan untuk menentukan kelulusan siswa, tapi untuk standarisasi. Atau mengukur pencapaian suatu daerah terkait pendidikan.