SINTANG, SKR.COM – Kementerian Agama Kabupaten Sintang bekerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Muhammadiyah, Duta Genre Kabupaten Sintang dan Tim Satuan Tugas Stunting Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan Pembinaan Perkawinan Pra Nikah Remaja di SMKS Muhammadiyah pada Rabu, 27 Juli 2022.
Nijo Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Sintang menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah dilakukan selama 3 hari di sekolah yang berbeda di Kecamatan Sintang.
“Kami sudah melakukan pembinaan di MAN 1 Sintang, Madrasah Aliyah Al Ma’arif Sintang, dan SMKS Muhammadiyah Sintang. Hari ini terakhir di SMKS Muhammadiyah Sintang. Kegiatan Pembinaan Perkawinan Pra Nikah Remaja merupakan program dari pemerintah pusat yang diamanatkan juga ke Kemenag Sintang,” terang Nijo.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan generasi Indonesia agar bisa menyiapkan keluarga yang kokoh, mandiri, sakinah, mawaddah dan warohmah dimasa yang akan datang. Dengan pembekalan ini, akan menekan angka perceraian di Kabupaten Sintang.
“Selain itu, kami ingin remaja bisa merencanakan perkawinannya sehingga tidak melakukan pernikahan dibawah umur dan sesuai dengan undang-undang perkawinan. Dengan demikian, kita ingin meminimalkan kejadian yang melanggar ketentuan. Dan kami ingin generasi yang akan datang tidak mengalami kerdil atau stunting karena kita sudah siapak sedemikian rupa,” jelas Nijo.
Namen Anggota Tim Satuan Tugas Stunting Provinsi Kalimantan Barat menjelaskan bahwa mencegah stunting tidak bisa berjalan sendiri-sendiri melainkan perlu kerjasama semua stakeholder yang ada di Kabupaten Sintang.
“Di Kabupaten Sintang sangat kompak stakeholder yang ada. Kementerian Agama Kabupaten Sintang mau terjun langsung dan bekerjasama untuk menurunkan dan mencegah stunting di Kabupaten Sintang,” terang Namen.
Kegiatan Pembinaan Perkawinan Pra Nikah Remaja sudah dilakukan di 3 sekolah. Pihaknya berharap bisa juga dilakukan di sekolah lainnya oleh Kemenag Sintang bekerjasama dengan pihak lain juga.
“Bagi kami di Satuan Tugas Stunting Provinsi Kalimantan Barat, pencegahan stunting itu dimulai dari remaja. Maka kegiatan ini menjadi sangat penting artinya untuk pencegahan terjadinya stunting. Artinya kita cegah dari hulunya sebelum mereka menikah, kita berikan pemahaman kepada mereka, sehingga kedepan, harapan kami tidak ada lahir anak-anak yang mengalami stunting lagi,” harap Namen.
Sementara Putri Meliani Clarancia Sinaga dan Fetty Aprianti dari Duta Genre Kabupaten Sintang memotivasi pelajar SMKS Muhammadiyah Sintang untuk bersama-sama memahami stunting dan cara mencegahnya.
“Stunting itu kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi yang dialami anak-anak yang baru lahir. Stunting bisa dideteksi saat anak berusia 2 tahun, saat terlihat secara fisik, tumbuhnya tidak ideal seperti anak yang lainya atau kerdil,” beber Putri Meliani Clarancia Sinaga.
Fetty Aprianti Duta Genre Kabupaten Sintang yang lainnya menjelaskan peran remaja dalam mencegah stunting sangat penting dengan memahami stunting dan cara mencegahnya sejak dini.
“Maka perencanaan masa depan sebelum menikah menjadi penting agar bisa melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat, produktif dan tidak mengalami stunting,” pungkasnya.