JAKARTA, SKR.COM – Anggota Komisi X DPR RI Dadang Rusdiana menilai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) seperti patah arang jika jadi mengimpor rector dari luar negeri, untuk memimpin Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pasalnya, Indonesia masih memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk memimpin PTN.
“Menristkdikti terlihat seperti patah arang. SDM kita mampu, tinggal bagaimana dukungan dari sisi anggaran dan keseriusan Pemerintah. Lebih baik polanya kerjasama antar PTN dalam negeri dengan luar negeri, bukan mengimpor rektor,” tegas Dadang di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (7/06/2016).
Menurut Dadang, seharusnya Pemerintah memiliki keyakinan bahwa Indonesia memiliki kemandirian untuk mengembangkan dan mengelola SDM penting di NKRI. Ia menilai, tidak pada tempatnya, jika kita membeli SDM asing untuk menjadi rector di PTN. Apalagi tujuannya semata hanya untuk kepentingan meningkatkan derajat daya saing PTN agar masuk dalam daftar perguruan tinggi berkelas dunia.
“Ketika kita lebih mempercayakan kepada orang asing untuk memimpin PTN, dimana disitu dicetak generasi yang akan melanjutkan bangsa ini kedepan, tentu ini ada problem budaya dan karakter. Kita tidak percaya pada kemampuan kita sendiri, bermental inlander. Kita harus punya keyakinan, bahwa kualitas SDM kita tidak kalah dibandingkan SDM negara lain, jika kita belajar,” tegas Dadang.
Politisi F-Hanura itu menganalisa, untuk membuat PTN agar mempunyai daya saing, letak persoalannya bukan di penempatan rektor asing. Tapi seharusnya anggaran untuk pendidikan tinggi dioptimalkan, sehingga PTN memiliki infrastruktur yang memadai. Kemudian, perlu dibangun sebuah sistem pembelajaran yang lebih inovatif.
“Para dosen didorong untuk melaksanakan penelitian, kemudian Kemenristekdikti menjamin bahwa birokrasi penerilitian lebih sederhana, sehingga dosen lebih tertarik untuk melakukan penelitian,” tegas Dadang.
Selain itu, tambah Dadang, juga perlu diperhatikan, untuk menciptakan input calon mahasiswa PTN yang memang mempunyai prestasi, sehingga hal ini tidak bisa dilepaskan dari unsur prestasi penyelenggaraan pendidikan sebelumnya, yakni pendidikan menengah.
“Kita harus berpikir integratif, bagaimana kita membangun sebuah sistem pendidikan yang bagus pada tingkat sekolah menegah, dan seleksi masuk PTN kita benar-benar dilakukan secara objektif. Inti persoalan bukan pada rektor, tapi banyaknya persoalan yang kemudian belum menjadikan PTN punya daya saing dan berkelas dunia,” nilai Dadang.
Politisi asal dapil Jawa Barat itu juga terus mendorong kepada Pemerintah untuk memperbaiki sistem internal. Ia juga memastikan, akan mempertanyakan mengenai wacana ini kepada Menristekdikti pada raker mendatang.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah mewacanakan untuk merekrut orang asing menjadi rektor PTN. Wacana ini digulirkan untuk mengikuti negara lain yang menerapkan kebijakan tersebut sehingga kampusnya berkelas dunia.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, presiden mengarahkan agar pendidikan tinggi Indonesia itu mampu bersaing di kelas dunia. Cina, Singapura, dan Arab Saudi merupakan negara yang telah memakai orang asing untuk menjadi rektor. (sf)
Sumber: http://www.dpr.go.id