SINTANG,SKR.COM – Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai, karena itu masyarakat diharapkan dapat memisahkan sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah, karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakikan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Mainar Puspas Sari mengatakan bahwa sampah yang ada di tempat sampah umum memang masih bercampur antara sampah organik dan anorganik.
“Saya mengharapkan dinas terkait yang menangani sampah ini agar bisa menyediakan tempat mana sampah organik dan anorganik,” kata Mainar Puspa Sari, Jumat (27/3/2020).
Ditambahnya lagi, bahwa sampah organik adalah banyak mengadung air. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya. Selain itu pula, contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol/kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, dan bola lampu.
“Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat dimanfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja,” sarannya.
Meski demikian, diharapkan masyarakat juga bisa membedakan dan jangan sampai mencampur adukan kedua jenis sampah ini dalam satu kresek atau wadah saat membuang sampah.
“Makanya saya berharap dinas terkait ke depannya bisa membuat tempat sampah kedua jenis sampah ini. Jika ini dikelola dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang bernilai,” ujarnya.
Olehkarenanya, kata Mainar, mulai sekarang masyarakat bisa memilih dan memilah mana yang sampah jenisnya organik dan anorganik.
“Kita ingin sampah yang bisa didaur ulang ini bisa menghasilkan pundi materi, sebab ini perlu pelatihan dan juga keseriusan agar sampah terutama sekali sampah anorganik ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin nantinya,” pungkas Mainar Puspa Sari. (Ndi)