SINTANG, SKR.COM – Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Melkianus berharap siswa/siswi yang tengah menjalani kebijakan pemerintah terkait proses belajar mengajar dengan sistem online atau daring dapat berjalan dengan baik.
“Saya harap kebijakan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, karena situasi dan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi siswa untuk bertatap muka langsung dengan guru-gurunya,” ujar Melkianus, Senin (30/4/2020).
Walau demikian, Melkianus berharap wabah virus Corona atau Covid-19 dapat segera berlalu dan semua aktivitas masyarakat dapat kembali normal seperti biasanya.
“Saya harap covid 19 ini segera berlalu. Kasihan dengan anak-anak kita. Tidak semua mereka siap untuk belajar dari rumah, baik sarana maupun prasarana kita di Sintang juga belum mumpuni untuk menerapkan sistem belajar daring seperti dikota-kota besar, kita ini jauh sikit dari Sintang sinyal pun sudah hilang apalagi sinyal untuk internet, sulit,” ungkap Melkianus.
Untuk itu, Melkianus mengimbau untuk semua pelajar yang sekolahnya terpaksa diliburkan, tetap waspada dengan selalu menjaga kebersihan dan yang terpenting hindari keluar rumah.
“Lakukanlah belajar di rumah masing masing dan selalu jaga kesehatan dan makan makanan yang bergizi dan kalau ada gejala mohon segera dikonsultasikan ke petugas kesehatan terdekat. Kita yakin dan berharap pemerintah akan mengambil langkah yang terbaik untuk mengatasi hal ini,” pesannya.
Kusnidar, Ketua Umum Yayasan Melati Sintang menyampaikan bahwa situasi sebagai efek dari pendemi covid 19 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Karena iti, dia mengajak untuk melihat sisi positif dari kebijakan belajar dari rumah dan peniadaan ujian nasional bagi siswa sekolah dasar dan siswa sekolah menengah.
“Saya melihat inikan pertimbangan pemerintah secara nasional, kita harus mendahulukan sisi kemanusiaan dengan menjaga diri dan membatasi interaksi sosial. Dengan situasi ini, kita juga harus lihat bahwa ujian inikan bukan barometer akhir untuk menilai hasil studi seorang siswa. Sebagai akademisi, saya setuju sebenarnya bahwa ujian itu tidak harus ada di semua sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, karna banyak contoh anak-anak yang sudah bagus dikelas 1 dikelas 2 kelas 3 tapi ketika ujian dia jatuh, dan ketika di telusuri bisa jadi penyebabnya karna kondisi fisik, persoalan keluarga, sehingga 2 tahun lebih pendidikan itu seolah-olah kurang dihargai,” kata Kusnidar.
“Saya dengan dihapuskannya ujian nasional ini dalam konteks corona saya setuju. Demi keselamatan bangsa. Dan juga diluar konteks corona kalau pun ujian tidak diadakan lagi itu pun saya setuju. Saya berharap situasi ini akan segera berlalu dan kita dapat memetik pelajarannya untuk kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya. (Ndi)