SINTANG, SKR.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Lindra Azmar mengungkapkan untuk melaksanakan belajar tatap muka terbatas, pihaknya memerlukan dukungan semua pihak.
Baik dari, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Komite Sekolah, satuan pendidikan, guru dan orang tua murid.
Lindra mengatakan jika pembelajaran tatap muka sudah dimulai, saat siswa akan masuk ke lingkungan sekolah, wajib diukur suhu tubuhnya, kalau suhu tubuh normal tetap masuk. Akan tetapi jika dalam keadaan batuk dan pilek, wajib di suruh pulang. Kantin, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan olahraga ditiadakan. Jadi sekolah hanya dalam ruangan dan hanya teori saja.
“Jarak antar kursi 1,5 meter, ruangan hanya diisi 50 persen siswa, hanya boleh menggunakan masker bedah, masker kain tidak boleh. Belajar menggunakan sistem shifting atau bergiliran. Sekolah menyiapkan sarana cuci tangan dan sabun. Toilet juga harus bersih dan layak,” terang Lindra,” Rabu 16 Juni 2021.
Belajar tatap muka wajib mendapat persetujuan dari komite sekolah. Tatap muka hanya untuk sekolah yang siap saja, yang belum siap, jangan dulu. Sebab Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
“Pemerintah pusat ternyata juga melihat fakta selama tidak dilakukanya belajar tatap muka. Semakin lama pembelajaran tatap muka tidak terjadi, semakin besar dampak negatif yang terjadi pada anak seperti anak harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga di tengah pandemic ini,” kata Lindra.
Pembelajaran daring juga banyak menyebabkan tingginya resiko putus sekolah. Anak-anak PAUD juga kehilangan tumbuh kembang diusia emas, tidak tercapainya tujuan belajar, resiko terhadap kognitif maupun pembentukan karakter, menyebabkan anak stres dan terjadinya kekerasan di rumah tangga.
Sembari menunggu PTM, Lindra meminta semua guru dan murid untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5 M. Seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas diluar. (*)