Tajudin : Perlu Terobosan Program Untuk Mendongkrak Ekonomi Warga

Ketua DPRD Melawi, Abang Tajudin, SE

MELAWI, SKR.COM – Kepala BPS Melawi Sugeng menyebut, persentase penduduk miskin di Melawi pada 2017 tertinggi di Kalbar, yakni 12,54 persen. Data tersebut merupakan hasil survey yang dilaukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Melawi.

Ia menjekaskan batas garis kemiskinan ditetapkan dengan pengeluaran sebesar Rp 461.462. Artinya jika dalam pengeluaran penduduk per kapita per bulan di bawah pengeluran tersebut maka akan dianggap penduduk miskin.
“Penentuan garis kemiskinan itu berdasarkan dari garis kemiskinan makanan dan non makanan,” kata Sugeng. Konsumsi makanan dan bukan makanan rata-rata per penduduk per bulan sebesar di bawah batas garis sebesar yang telah ditentukan,” terangnya kepada awak media belum lama ini.

Sugeng menjelaskan, dalam menentukan penduduk miskin di Melawi, BPS melakukan survei pada 520 rumah tangga. Penentuan tingkat kemiskinan kemudian dihitung dengan menjumlahkan garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan.

Menurutnya, garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum setara dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari dengan paket kebutuhan dasar makanan yang di wakili 52 jenis komoditi. Sedangkan garis kemiskinan non makanan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

Dari angka 12,54 persen tersebut, Melawi memiliki tingkat penduduk miskin terbanyak bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalbar. Artinya dibandingkan dengan kabupaten lain Melawi urutan nomor satu penduduk miskin. “Faktor penyebabnya bisa berbagai macam, salah satunya Sembako yang mahal dan juga infrastuktur yang belum memadai. Sehingga Melawi belum mampu mengurangi jumlah penduduk miskin,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data BPS Kalbar, tingkat kemiskinan Melawi sepanjang 2014-2017 memang terbilang stagnan. Pada 2014, persentase kemiskinan di Melawi mencapai 12,40 persen, 2015 di angka 12,57 persen, 2016 angka kemiskinan meningkat menjadi 12,63 persen dan pada 2017 saat ini mencapai 12,54 persen.

Ketua DPRD Melawi, Abang Tajudin menanggapi soal tingginya angka kemiskinan di Melawi menyebutkan data BPS ini bisa menjadi cerminan kondisi penduduk Melawi saat ini yang cukup banyak hidup di garis kemiskinan. Karena itu, Ia menilai perlu ada langkah-langkah konkret dari pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan.

Persoalannya, kondisi ekonomi global saat ini juga ikut mempengaruhi tingkat masyarakat. Pengaruh rendahnya harga jual komoditas masyarakat, seperti karet dan hasil pertanian lainnya sementara di sisi lain harga sembako terus mengalami kenaikan.

“Karena selama ini intervensi program untuk masyarakat miskin lebih banyak dilakukan pusat, seperti adanya program keluarga harapan, penyaluran beras sejahtera, dan program pemberdayaan lain. Untuk itu, kami kira perlu ada program dari pemerintah daerah Melawi agar bisa membantu masyarakat di daerah. Apalagi selama ini jargon kepala daerah kita, membangun dari desa, dan di desa inilah justru banyak terdapat penduduk miskin,” katanya.

Persentase tingkat kemiskinan Melawi yang bahkan masuk peringkat pertama di Kalbar jelas sebuah peringatan bagi para pengambil kebijakan di Melawi. Karena itu, perlu dilakukan upaya strategis sehingga tingkat kemiskinan bisa kembali turun.

“Kalau pembangunan infrastruktur, kita lihat sebenarnya sudah lumayan luar biasa. Apalagi kini desa juga sudah memiliki anggaran dana desa. Perlu perhatian juga dari pemerintah, agar desa bisa lebih diarahkan membuat program pemberdayaan masyarakat seiring dengan program pembangunan infrastruktur desa,” pungkasnya. (DI)

Posting Terkait