Tak Masalah Mata Pencariannya Hilang, Masyarakat Merindukan Jembatan

????????????????????????????????????

MELAWI, SKR.COM – Sejak jembatan sungai prembang di desa Landau Garong Kecamatan Pinoh Selatan putus. Rakit menjadi sarana penyeberangan yang diandalkan warga  di beberapa desa, dan sebuah berkah tersendiri bagi penarik rakit itu.

“Kami menarik rakit ini sejak jembatan prembang putus  kalau tidak salah saya sekitar tahun 2009. Sejak itulah, rakit yang dibuat dari bambu tersebut menyeberangkan manusia, bahkan kendaraan roda dua dan roda empat,” kata Yakop seorang pemilik rakit, saat ditemui di lokasi penyeberangan, beberapa hari lalu.

Rakitpun menjadi penghasilan tersendiri bagi Yakop dan 4 temannya. Kendaraan roda dua beserta penumpangnya dikenakan biaya Rp. 5000, sementara permobil dikenakan biaya Rp. 100 ribu. “Dari hasil tersebut, dalam satu hari kadang-kadang kami bisa menghasilkan Rp. 300 ribu sampai dengan Rp. 500 ribu,” bebernya.

Namun begitu, Yakop merasa kasian dengan masyarakat, dan sangat berharap pembangunan jembatan prembang yang baru dibuat aboutment sejak 2010 itu, bisa dilanjutkan hingga jembatan prembang tuntas dan bisa digunakan oleh banyak warga di beberaapa desa itu.

“Meskipun memberikan penghasilan kepada kami. Namun kami sudah cukup lelah, karena menarik rakit ini kami lakukan demi membantu warga yang ingin menyeberang. Jadi kami sangat merindukan adanya jembatan prembang,” ucapnya.

Jembatan dijelaskannya, jembatan prembang dulunya terputus karena terjangan air yang begitu deras sehingga membuat kayu yang hanyut menerjang tiang pondasi hingga roboh. Sehingga usaha rakitpun mulai dilakukan Yakop bersama 3 rekannya.

“Ya, kami memikirkan, agar masyarakat bisa lewat, makanya kami bertindak untuk membuat rakit dari ribuan bambu. Yang mana rakit itu tidak hanya mennyeberangkan manusia saja, namun juga kendaraan yang digunakan warga pun bisa lewat,” paparnya.

Terpisah, warga Dusun Desa Landau Garong, Jamli mengakui merasa terbantu dengan adanya rakit tersebut. Namun tidak juga mampu jika terus-menerus mengeluarkan uang untuk membayar biaya rakit. Sementara di Desa meerupakan ujung tombak dari sebuah kabupaten atau daerah, yang memang memiliki pemerintahan.

“Jadi kami berharap pemerintah tidak hanya meninjau saja. Karena kebetulan ada Komisi B DPRD Kabupaten melawi dan pihak Dinas Pekerjaan Umum yang sudah melakukan peninjauan ini, kami minta bisa segera teralisasi di tahun 2017,” harapnya.

Menurut keterangan Kabid Bina Marga DInas Pekerjaan Umum, Tasanudin, jembatan prembang sudah masuk dalam perencanaan dan akan dilaksanakan tahun 2017. Namun hal itu masih berupa usulan yang mana realisasinya tergantung persetujuan Bupati dan lembaga DPRD.

“Kalau dalam perencanaan. Karena aboutment nya sudah ada, maka tinggal melanjutkan pembangunan jembatan rangka bajanya saja. Nilainya kalau tidak salah sekitar Rp. 7 Milyar. Disetujui atau tidak kita lihat di APBD 2017 nanti,” ucapnya.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Melawi, Ardeni mengatakan, dirinya bersama rekan-rekan komisi B lainnya siap mengawal pembangunan jembatan tersebut untuk masuk di APBD tahun 2017. Sehingga bisa segera terealisasi.

“Kami akan terus mengawalnya hingga terealisasi ditahun 2017, kami juga akan menyampaikan hasil kunjungan kami ini ke Bupati Melawi. Supaya kami bisa sama-sama mengawal anggaran pembangunan jembatan ini,” tukasnya mengakhiri. (Irawan)

Posting Terkait