SINTANG, SKR – Salah satu problem utama sebuah kota berkembang adalah pengelolaan sampah. Peningkatan volume sampah berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitas masyarakat dan kemudahan aksesiblitas masyarakat antar wilayah serta akselerasi pembangunan kawasan.
Sebagaimana sebuah kota yang bergerak maju, volume sampah yang dihasilkan masyarakat meningkat cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data, sampah yang dihasilkan di Kabupaten Sintang itu mencapai 350 ton perhari. Dan yang mampu diyangani hanya 122 ton per hari atau 34 persen saja. Untuk Kecamatan Sintang saja, hanya mampu menangani 75 persen sampah yang ada.
Rendahnya volume sampah yang bisa ditangani dan kelola disebabkan oleh kurangnya sarana dan prasarana, rendahnya pembiayaan dari tahun ke tahun, pengelolaan sampah yang masih manual sehingga mempengaruhi kinerja. Dan tentunya kebiasaan masyarakat yang belum baik dalam mengelola sampah.
Dengan adanya kondisi tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Senen Maryono menegaskan bahwa untuk mengatasi persoalan sampah di Bumi Senentang merupakan tugas bersama. Penanganan persampahan jangan hanya dibebankan pada pemerintah tapi juga perlu peran masyarakat.
Ia mengatakan, penanganan sampah itu tugas bersama karena sangat penting. Apalagi penanganan kebersihan lingkungan ini menopang kesehatan. Belum lagi banyak permasalahan penanganan sampah di Kabupaten Sintang. Salah satunya terkait anggaran di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sintang yang perlu mendapat perhatian.
Selain itu, saat Volume sampah di Sintang sangat tinggi sementara truk pengangkut banyak rusak juga terbatas. Belum lagi masalah anggaran untuk operasional truk tersebut. Dengan adanya kondisi itu, tentu tidak bisa serta merta menyalahkan Dinas Lingkungan Hidup. Tapi harus menjadi perhatian bersama. Termasuk juga masyarakat yang harus memahami bahwa membuang sampah pada tempatnya sangat penting, khususnya di ruang-ruang publik seperti taman kota maupun fasilitas umum lainnya.