SINTANG, SKR.COM – Nur Muhamad Gito Wibowo Wakil Ketua Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia yang merupakan Anggota Dewan Juri pada Sayembara Desain Monumen Garuda Kabupaten Sintang Tahun 2024 dari Profesi Keahilian menjadi narasumber pada Dialog Interaktif Lintas Stakeholder dengan tema “Gagasan Perencanaan Masa Depan Perkotaan Sintang” yang dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Sintang pada Selasa, 19 November 2024 di Aula Bank Kalbar Cabang Sintang.
Nur Muhamad Gito Wibowo Wakil Ketua Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia membawakan materi tentang Merancang Perkotaan Sebagai Ruang Hidup, Pusat Kegiatan dan Kebudayaan.
Nur Muhamad Gito Wibowo menyampaikan baru sekali ini saja bisa berkunjung ke Kota Sintang dan langsung senang dan suka dengan kondisi Kota Sintang.
“Konsep pembangunan kota memang harus bisa membuat daya tarik sebuah kota. Ada banyak contoh pembangunan ikon sebuah kota yang sukses dan itu bisa kita ikut. Antara bisnis dan alamiah sebuah kota memang harus diseimbangkan,” terang Nur Muhamad Gito Wibowo.
Ia mengatakan koneksivitas antar kawasan juga perlu diperhatikan dalam membangun ikon sebuah kota.
Sementara Mira Sophia Lubis Dosen Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak yang juga Anggota Dewan Juri Akademisi pada Sayembara Desain Monumen Garuda Kabupaten Sintang Tahun 2024 menyampaikan materi tentang Ruang Terbuka Publik, Napas Kota Berkelanjutan Strategi Menuju Masa Depan yang Hijau.
“Ruang terbuka publik merupakan area di dalam kawasan perkotaan yang dapat diakses oleh publik, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH) maupun ruang terbuka non-hijau atau RTNH” terang Mira Sophia Lubis.
Ia mengatakan strategi pengembangan ruang terbuka publik dan kaitannya dengan SDGs yang terkait dengan Pengembangan Ruang Hijau sebagai Bagian dari Sistem Ekologi Kota, Mendukung Aktivitas Sosial, Budaya, dan Ekonomi di Ruang Terbuka Publik serta Meningkatkan Akses dan Keterjangkauan Ruang Terbuka Publik.
Kemudian penyediaan Fasilitas Olahraga dan Rekreasi untuk Meningkatkan Kesehatan. Menggunakan Prinsip Partisipatif dalam Perencanaan dan Pengelolaan RTP. Menggunakan Ruang Terbuka Publik untuk Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan. Mengintegrasikan Infrastruktur Hijau dan Solusi Berbasis Alam di Ruang Terbuka Publik.
“Ada 8 arah perancangan Ruang Terbuka Publik di masa depan yakni keberlanjutan dan ketahanan lingkungan, desain inklusif dan aksesibilitas universal, adaptasi terhadap perubahan iklim, pemanfaatan teknologi digital dan “smart public space”, ruang terbuka yang fleksibel dan adaptif, pemenuhan kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan mental, penekanan pada konektivitas dan mobilitas berkelanjutan dan revitalisasi kawasan tepi air dan waterfront,” terang Mira Sophia Lubis.
(RILIS KOMINFO SINTANG)