MELAWI, SKR.COM – Warga Dusun Kancong Desa Pelita Jaya Kecamatan Tanah Pinoh Barat, kabupaten Melawi, mengeluhkan kekosongan bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tak juga ditempati sejak 2007. Padahal petugasnya ada, dan lebih memilih melayani masyarakat di rumahnya.
“Padahal kami masyarakat sangat mengharapkan Postu iru ditempati dan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan. Termasuk saya yang ikut menghibahkan tanah untuk membangun postu, namun dengan tidak ditempati begini membuat saya kecewa,” kata warga Dusun Kancong, Latif Puri, ditemui di Nanga Pinoh, kemarin.
Yang membuat warga kecewa, petugas medis di Dusun tersebut bukannya tidak ada, namun ada dan berasal dari dusun tersebut juga. Namun lebih memilih melayani di rumah dibandingkan menggunakan bangunan Postu itu.
“Ini sama saja membuat mubajir bangunan,” ucapnya.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Melawi, dr. Ahmad Jawahir mengatakan, pihaknya akan menegur dan meminta yang bersangkutan untuk menempati Pustu tersebut.
“Saya akan cari tau nama petugasnya, dan akan diberi teguran agar bisa menempati Pustu tersebut,” katanya.
Sementara, Lanjut Ahmad, jika masalahnya tidak ada tenaga medis, hal tersebut bisa diatasi oleh Pemerintah desa, karena sekarang ini seauai undang undang dan peraturan yang ada, desa bisa menganggarkan untuk biaya honor petugas medis maupun guru.
“Kedepan untuk urusan Pustu maupun Polindes di desa, itu desa yang berkewajiban mencari petugas medis. Begitu pula guru. Jadi desa yang menganggarkan melalui dana desa. Karena diaturan desa sudah jelas. Dana di desakan banyak. Ada ADD, ada generasi cerdas sehat, ada wahana visi. Makanya untuk kedepan pokok pikiran tidak boleh bentrok dengan penggunaan dana desa,” jelasnya.
Ahmad mengatakan desa boleh menganggarkan untuk honor tenaga medis dan guru sudah diatur dalam aturan dan undang undang. Bahkan di Melawi sudah ada beberapa desa yang menerapkan hal tersebut. Seperti di Kecamatan Sokan dan Sayan.
“Yangbseperti ini sudah berjalan di Sokan. Ada sejumlah desa yang menganggarkan tenaga kesehatan dan guru dari dana desa,” pungkasnya. (Edi)