Warga Minta Pemkab Bangun Lagi Jembatan Yang Putus Akibat Banjir

Jembatan Sokan yang putus Akibat diterjang banjir bandang pada 2016 lalu.

MELAWI, SKR.COM – Banjir bandang cukup besar yang terjadi di Daerah Sayan, Tanah Pinoh (Kota Baru) dan Sokan pada tahun 2016 lalu masih menyisakan duka bagi masyarakat. Pasalnya, dua jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang hingga saat ini belum diperbaiki atau dibangun kembali oleh Pemerintah Kabupaten Melawi.

Hal tersebut membuat banyak warga berharap pemerintah bisa segera mungkin memperbaiki atau membangun kembali jembatan tersebut dilokasi yang sama serta dengan perencanaan yang matang mengingat kondisi banjir bisa kemdali datang kapan saja.

Yarto seorang tokoh masyarakat Sokan mengatakan, dari dua jembatan yang putus diterjang banjir tersebut, yang jelas jembatan Sokan yang sangat-sangat urgen. Sebab jembatan yang terbentang panjang kurang lebih 102 meter dengan lebar 1,5 meter itu menjadi penghubung antar desa satu-satunya yang juga digunakan para pelajar sebagai sarana menyeberang menuju ke sekolahnya.

“Jembatan itu menghubungkan antara desa Nanga Sokan, Desa Sepakat ke Desa  Muara Tanjung Sokan. Jadi warga saat ini menyeberang menggunakan perahu mesin, kalau bahasa kami temple untuk menyeberang. Yang mana harus mengeluarkan biaya setiap harinya. Begitu juga anak-anak sekolah yang menyeberang, harus merogoh kocek untuk biaya transportasi menyeberang setiap harinya,” katanya saat ditemui di Nanga Pinoh, Selasa (4/4).

Lebih lanjut Ia mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan satu orang warga bersama kendaraannya, berkisar Banjir bandang yang melanda tiga kecamatan, Sayan, Tanah Pinoh dan Sokan yang hingga dua jembatan gantung di Sokan dan Kota Baru putus, membuat akses sejumlah desa  diangka Rp. 20 ribu untuk pulang pergi. Begitu juga dengan anak sekolah yang menyeberangkan kendaraannya.

“Hal itu lah yang diminta warga agar pemerintah segera membangun kembali. Namun saya mendapat informasi bahwa pembangunan jembatan itu tidak masuk pada tahun ini. Adapun pembangunan jembatan yang saya dengar bergeser sangat jauh. Sehingga bila itu terjadi membuat warga harus memutar sangat jauh,” ujarnya.

Menurut Informasi yang diperoleh Yarto, jembatan yang muncul yakni pembangunan jembatan di Desa Sepakat Dua menyeberang ke Desa Tanjung Sokan, bukan di lokasi awalnya di Nanga Sokan.

“Yang pastinya akan mutar lebih jauh dan dua kali menyebrang jembatan,” paparnya.

Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Melawi, Nur Ilham, berharap pemerintah segera merealisasikan aspirasi masyarakat terkait jembatan Nanga Sokan itu. Karena jembatan itu sangat dibutuhkan di masyarakat.

“Bupati Melawi pernah berststmen di usai banjir yang terjadi, bahwa Pemkab terus menginventarisasi dampak kerusakan akibat banjir. Untuk jembatan gantung yang putus akan lihat statusnya, apakah masuk jalan provinsi, atau jalan kita. Kalau itu jalan provinsi, maka kita akan laporkan ke provinsi, kita minta ada segera koordinasi kalau memang nanti tak bisa mereka cepat tanggapi, “ katanya.

Bahkan, lanjut Nur Ilham, Bupati pernah mengatakan Pemkab, akan bekerja sama dengan DPRD untuk mengambil langkah perbaikan segera, misalnya dengan melakukan tender lebih awal atau mempercepat pelaksanaan proyek sebelum selesainya masa evaluasi APBD. Yang terpenting item jembatan gantung ini masuk dalam KUA PPAS masuk dalam RAPBD 2017.

“Nah, status jembatan Nanga Sokan yang putus inikan statusnya kabupaten, beda dengan jembatan keranjik di Kota baru yang statusnya adalah kewenangan Provinsi. Jadi intinya segeralah diperbaiki, jangan membuat masyarakat menunggu dan berharap, karena sudah 6 bulan berlalu semenjak putus diterjang banjir. Apalagi ini sangat dibutuhkan, dan pembangunannyapun diharapkan dilokasi awal, sesuai permintaan masyarakat. Karena jarak tempuh lokasi jembatan awal itu lebih dekat dijangkau masyarakat, tidak memutar,” paparnya. (Edi)

Posting Terkait