Dinkes Sintang Perkuat Pengawasan Program SPPG Demi Jaminan Gizi Aman Bagi Anak Sekolah

oleh
oleh
Edy Hermaini

SINTANG, SKR.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang kembali menegaskan komitmennya dalam memastikan kualitas layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melalui pengawasan ketat dan berkelanjutan. Program yang digagas oleh Badan Gizi Nasional (BGN) ini menjadi salah satu terobosan penting pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi gratis kepada anak sekolah, sebagai upaya nyata dalam mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda.

Dalam penjelasannya, Edy, selaku perwakilan Dinas Kesehatan, menyampaikan bahwa keterlibatan Dinkes tidak berhenti pada saat pembentukan unit SPPG. Dinas Kesehatan mengambil peran aktif sejak tahap persiapan, pelatihan pengelola, hingga pelaksanaan monitoring rutin ketika SPPG mulai beroperasi. “Dinkes terlibat dari awal hingga proses pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus. Kegiatan lapangan sebagian besar dibantu oleh puskesmas di setiap wilayah,” ungkapnya.

Pemantauan ini dilakukan secara berkala untuk memastikan seluruh proses pengolahan makanan dilaksanakan sesuai pedoman yang telah diberikan saat pelatihan. Petugas lapangan mengevaluasi segala aspek mulai dari teknik penyajian, penerapan standar operasional prosedur (SOP), hingga kebersihan ruang dapur dan peralatan yang digunakan. Menurut Edy, aspek higienitas menjadi fokus utama karena berkaitan langsung dengan keamanan pangan anak-anak. “Pengawasan selalu kami lakukan untuk memastikan SOP benar-benar dipatuhi,” tegasnya.

Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan Sintang juga memiliki kewenangan dalam menerbitkan sertifikat sanitasi bagi setiap unit SPPG yang dinilai telah memenuhi standar kelayakan. Penerbitan sertifikat dilakukan setelah unit tersebut melewati serangkaian pemeriksaan dan terbukti memenuhi seluruh persyaratan teknis terkait kebersihan, sanitasi, dan ketepatan pengolahan makanan. “Mulai dari pelatihan sampai keluarnya sertifikat sanitasi, semuanya menjadi tanggung jawab Dinkes,” jelas Edy.

Lebih lanjut, Edy menekankan bahwa pengawasan ketat diperlukan untuk mengantisipasi potensi keracunan pangan, terutama karena program ini melibatkan ribuan anak sekolah setiap harinya. Ia mengingatkan bahwa fasilitas kesehatan di Kabupaten Sintang masih terbatas, sehingga insiden besar dapat menjadi tantangan serius. “Jika terjadi keracunan pangan dalam jumlah besar, tentu akan menjadi beban berat. Ini yang harus kita cegah sejak awal melalui pengawasan yang maksimal,” ujarnya. (Rilis Kominfo)